Muslim Tiongkok Hadapi Tiga Musuh Utama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Umat beragama Islam di Tiongkok menghadapi tiga musuh utama yang hanya dapat diatasi dengan cara bahu membahu bersama umat agama lain di negeri komunis itu, demikian keterangan dari Ketua Perhimpunan Masyarakat Muslim di Shanghai, Tiongkok, Imam Musa Jin, yang diterima di Jakarta, Kamis (1/12).
Di saat bersamaan ormas Islam juga berperan besar sebagai ujung tombak dalam mengembangkan sikap patriotisme di kalangan umat Muslim. Masyarakat Muslim Tiongkok diajarkan bahwa mencintai agama sama dengan mencintai negara.
"Islam hanya bisa berkembang dengan baik bila negara stabil dan ekonomi tumbuh," ujar Imam Musa Jin, saat menerima delegasi PWI di kantornya, Rabu siang (29/11).
Umat Muslim di Tiongkok menghadapi tiga musuh utama, yakni terorisme, ekstremisme dan separatisme. Ini masalah serius yang harus kami hadapi, kata dia lagi.
Imam Musa Jin mengatakan dirinya sangat senang bisa bertemu dengan delegasi PWI yang dipimpin Ketua bidang Luar Negeri PWI Pusat, Teguh Santosa.
Dia mengatakan, pertemuan ini adalah kesempatan yang baik bagi dirinya untuk mensosialisasikan kehidupan Muslim Tiongkok.
Imam Musa baru kembali dari Kongres Nasional Umat Islam Tiongkok di Beijing yang digelar tanggal 26 hingga 28 November 2016.
Dalam Kongres kesepuluh yang dihadiri 370 perwakilan Muslim Tiongkok dari 31 provinsi di Tiongkok, Imam Musa terpilih menjadi salah seorang wakil ketua.
Saat ini jumlah umat Muslim di Tiongkok sebanyak 23 juta orang dengan 40.000 masjid yang tersebar luas ke seluruh pelosok negeri.
Di Shangai jumlah warga negara Tiongkok yang beragama Islam sebanyak 130.000 orang. Ini belum termasuk sekitar 100.000 pendatang dari provinsi-provinsi lain di Tiongkok yang juga umat Muslim dari negara lain.
Masjid di Shanghai tidak terlalu banyak, hanya delapan masjid.
Masjid Xiao Tao Yuan di Jalan Xi Cang Qiao, Shanghai, yang satu komplek dengan kantor Perhimpunan Masyarakat Muslim Shanghai, didirikan pada tahun 1917.
Di era Revolusi Kebudayaan pada pertengahan 1960an hingga 1970an, Masjid Xiao Tao Yuan sempat mengalami kemunduran, dan di masa keterbukaan dan reformasi perlahan tapi pasti masjid ini mengembalikan pengaruhnya.
Menjawab pertanyaan Teguh Santosa mengenai kehidupan umat Muslim di Xinjiang, Imam Musa Jin mengatakan bahwa kerusuhan yang terjadi di Urumqi, ibu kota Xinjiang pada Juli 2013 lalu merupakan contoh dari pertemuan tiga masalah utama yang tengah dihadapi masyarakat Muslim Tiongkok, yakni terorisme, ekstremisme dan separatisme.
"Kelompok ini berusaha mensabotase kedamaian di Xinjiang. Tokoh-tokoh umat Islam di Tiongkok mendukung keputusan pemerintah pusat dan setempat untuk menyelesaikan masalah itu," kata dia lagi.
Pemerintah telah menjatuhi hukuman mati kepada lima pelaku. Dua lainnya dijatuhi hukuman seumur hidup dan enam lainnya dijatuhi hukuman penjara untuk beberapa saat lamanya.
"Saya percaya situasi Xinjiang akan semakin baik. Umat Muslim di Xinjiang bagian dari umat Muslim di Tiongkok, dan tugas kami adalah mengajarkan patriotisme dan cinta tanah air," demikian Imam Musa Jin. (AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...