NASA Tunda Misi ke Bulan karena Masalah Mesin
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) menunda peluncuran misi Artemis I ke bulan, Senin (29/8), karena terkendala masalah pada mesin.
Peluncuran roket bulan raksasa dan wahana antariksa terintegrasi orion milik NASA tersebut awalnya dijadwalkan pada Senin pukul 08.33 Eastern Daylight Time (EDT) atau 19.33 WIB dari Kennedy Space Center di Florida.
Hitung mundur dimulai dua hari sebelum peluncuran, Sabtu (27/8), yang kemudian dibatalkan setelah mengalami kendala mesin. Masalah tersebut ialah roket kesulitan membawa satu dari empat mesin RS-25 di bagian bawah tahap inti roket tersebut ke kisaran suhu yang tepat untuk lepas landas, ungkap NASA.
"Peluncuran Artemis I tidak akan dilakukan hari ini karena tim sedang menangani masalah pada mesin. Tim akan terus mengumpulkan data," demikian menurut unggahan NASA di Twitter, Senin(29/8).
Mesin 3 tidak dikondisikan dengan benar melalui proses bleed dan para teknisi sedang memecahkan masalah tersebut, kata NASA.
Pengontrol peluncuran terus mengevaluasi mengapa tes bleed untuk membawa mesin RS-25 di bagian bawah tahap inti ke kisaran suhu yang tepat untuk lepas landas itu tidak berhasil.
Selain itu, waktu peluncuran juga tidak tercapai dalam kurun waktu dua jam, menurut informasi terbaru dari NASA.
"Para teknisi terus mengumpulkan data tambahan," tambah NASA.
Tim manajemen misi menggelar rapat pada Selasa (30/8) untuk membahas data dan mengembangkan rencana ke depan, menurut badan antariksa itu.
Rencana untuk mengirimkan roket Space Launch System (SLS) dan Orion untuk menjalankan misinya ialah Jumat (2/9) selama periode dua jam peluncuran yang dimulai pada pukul 12:48 EDT, menurut NASA. Selain itu, kesempatan berikutnya pada Senin (5/9).
"Terlalu dini untuk mengatakan apa saja opsinya. Kami benar-benar membutuhkan waktu untuk memeriksa semua informasi, semua data. Kami akan mengerahkan segala upaya. Kami belum siap untuk menyerah," kata Manajer Misi Artemis Mike Sarafin dalam konferensi pers NASA.
Sarafin mengatakan tim peluncuran mengetahui uji bleed tersebut berisiko karena mereka tidak dapat melakukannya dalam uji persiapan simulasi peluncuran. Sehingga, Senin (2/9) menjadi kali pertama untuk mendemonstrasikannya.
Tim tersebut juga melihat masalah pada katup ventilasi di tangki bagian dalam dan kombinasi masalah itu meyakinkan tim bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu, menurut Sarafin.
Baik roket SLS maupun wahana antariksa Orion tetap dalam konfigurasi yang aman dan stabil, menurut NASA. Peluncuran nirawak itu merupakan misi pertama dalam program Artemis ke Bulan, yang diharapkan dapat mendaratkan astronaut dalam misi ketiganya pada 2025.
Ketika Artemis I diluncurkan, Orion akan melakukan perjalanan sekitar 1,3 juta mil selama 42 hari. Saat kembali ke Bumi, kapsul itu akan mendarat di perairan (splashdown) di Samudra Pasifik, jelas NASA.
Tujuan utama Artemis I adalah untuk mendemonstrasikan sistem Orion di lingkungan luar angkasa dan memastikan kepulangan kembali (re-entry), penurunan (descent), splashdown, dan pemulihan (recovery) dengan aman sebelum penerbangan berawak pertama di Artemis II. (Xinhua)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...