Ujian Pandemi COVID-19 Akan Terlihat Hasilnya Enam Bulan Mendatang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-kasus COVID-19 di Indonesia saat ini mengalami penurunan dan relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Dilaporkan bahwa perkembangan kasus di sejumlah negara seperti di Jepang masih tinggi 218 ribu, Amerika, Australia, dan India pun angkanya relatif tinggi.
Sedangkan di Indonesia dengan kasus sekitar rata-rata harian dalam sepekan sekitar 4.683, dan relatif lebih rendah dari berbagai negara lain, kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya usai melakukan rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Level Antibodi Tinggi
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan bahwa saat ini masyarakat Indonesia memiliki level antibodi yang tinggi. Oleh sebab itu, kasus COVID-19 Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 di Tanah Air masih relatif lebih rendah dibandingkan negara lainnya.
“Kita sudah melihat dibandingkan Desember hanya 88 persen dari masyarakat yang memiliki antibodi sekarang naik ke 98,5 persen. Level antibodinya yang tadinya cuma sekitar 400-an unit per mililiter sekarang naik lebih dari dua ribu unit per mililiter. Akibatnya memang terbukti populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi dari level antibodinya,” kata Menkes.
Menkes mengatakan bahwa tingginya kasus konfirmasi harian di berbagai negara lain akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan munculnya varian baru yang diperkirakan terjadi pada awal tahun 2023.
Menkes pun mengimbau masyarakat untuk waspada terkait munculnya varian baru tersebut salah satunya dengan menjaga level imunitas masyarakat.
“Sekarang ujiannya enam bulan lagi, sekitar bulan Januari, Februari, Maret 2023. Kalau kita benar-benar bisa melampaui itu sama seperti sekarang, Indonesia adalah menjadi mungkin selected few negara yang bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turut. Caranya bagaimana? Satu caranya, kita harus menjaga level imunitas setinggi sekarang,” ucap Menkes.
Menkes menuturkan bahwa Presiden Jokowi menginstruksikan untuk kembali menggencarkan vaksinasi bagi daerah-daerah yang kadar imunitas masyarakatnya sudah menurun.
“Jadi nanti kita rencana November akan melakukan sero survei lagi untuk melihat daerah-daerah mana yang imunitasnya sudah menurun kadarnya, kemudian orang-orang mana yang berisiko tinggi. Itu yang akan kita berikan vaksinasi agar bisa meningkatkan, mempersiapkan, memperbaiki kadar imunitas masyarakat populasi tersebut,” ujar Menkes.
Jokowi juga menginstruksikan agar vaksinasi untuk anak-anak di bawah enam tahun mulai dijajaki dan vaksinasi bagi kelompok lansia serta komorbid akan terus ditingkatkan kadar imunitasnya untuk menjaga level imunitas populasi Indonesia
“Vaksinasi untuk yang kelompok-kelompok lansia, komorbid, kemudian yang nanti kadar imunitasnya sudah turun atau sudah lebih dari enam bulan karena kita sudah tahu by name, by address nanti akan kita segera berikan alternatif vaksin yang adanya,” kata Menkes.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...