Nasib Al-Assad Hambat Pembentukan Badan Transisi Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Pembentukan pemerintahan transisi Suriah masih menjadi ganjalan dalam proses penyelesaian politik untuk mengakhiri perang saudara di negeri itu yang telah berlangsung selama lima tahun.
Pihak oposisi yang didukung oleh Amerika Serikat menolak keterlibatan Presiden Bashar Al-Assad dan orang-orang yang loyal pada rezim pemerintahannya. Sementara Bashar Al-Assad menghendaki bahwa pemerintahan transisi yang independen haruslah terdiri dari wakil pemerintah dan opisisi.
Oposisi utama Suriah, Komite Tinggi Negosiasi (HNC), hari Rabu (30/3) seperti dikutip AFP menegaskan menolak keterlibatan Presiden Bashar Al-Assad dalam pemerintahan transisi.
"Resolusi Internasional mengatakan tentang... pembentukan badan transisi dengan wewenang penuh, termasuk kekuasaan presiden," kata anggota senior HNC, Asaad al-Zoabi. Dia menambahkan bahwa "Al-Assad harus turun, bahkan satu jam setelah pembentukan badan ini.’’
Sementara Al-Assad dalam wawancara dengan kantor berita Rusia, RIA Novosti, yang diterbitkan hari Rabu (30/3) mengatakan akan "logis untuk menjadi kekuatan independen, oposisi dan yang setia kepada pemerintah diwakili" dalam badan transisi.
Pembicaraan delegasi pemerintah dan oposisi yang dimediasi PBB dua pekan lalu menghadapi jalan buntu terkait dengan masa depan Al-Assad. Oposisi tetap menegaskan bahwa Al-Assad harus meninggalkan kekuasaan sebelum pemerintahan transisi terbentuk.
Konflik di Suriah telah berlangsung lima tahun lebih dan menewaskan sedikitnya 270.000 orang, dan jutaan orang harus mengungsi di negara lain. Konflik ini makin parah dengan kehadiran kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) dan Front Al-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Pembicaraan para pihak Suriah yang dipimpin oleh utusan PBB, Staffan de Mistura, membahas pembentukan badan pelaksana pemerintahan transisi hingga penyelenggaraan pemilihan umum yang direncanakan PBB berlangsung 18 bulan mendatang.
Pemerintah AS yang mendukung oposisi hari Rabu (30/3) menegaskan kembali bahwa Al-Assad tidak harus menjadi bagian pemerintah persatuan transisi.
Menanggapi wawancara Al-Assad bahwa rezimnya harus mengambil bagian dalam pemerintahan transisi, juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan partisipasi Al-Assad akan mengjadi penghalang dimulainya transisi.
"Saya tidak tahu apakah dia membayangkan dirinya menjadi bagian dari pemerintah persatuan nasional. Jelas itu akan menjadi non-starter bagi kita," kata Earnest.
Masalah nasib Al-Assad melemahkan upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik lima tahun yang brutal di negara itu.
Terkait tuntutan oposisi agar badan itu tanpa partisipasinya, dia bersikeras bahwa badan transisi seperti itu "tidak logis dan inkonstitusional, baik dalam konstitusi Suriah maupun dalam konstitusi negara lain di dunia...’’
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...