Naskah Kuno Kristen Selamat dari Penghancuran oleh ISIS
ISIS telah menghancurkan sekitar 8.000 dokumen kristen kuno dari perpustakaan di Mosul.
DOHUK, SATUHARAPAN.COM - Sekitar 100 naskah Kristen bersejarah, termasuk duplikasi tulisan tangan berusia 1.000 tahun dari surat Rasul Paulus, selamat dari penghancuran oleh ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di Irak bagian utara dan barat. Demikian dilaporkan CBS News.
Sejak menguasai wilayah Irak pada pertengahan tahun lalu ISIS berusaha menghancurkan artefak agama lain, atau artefak yang dinilai tidak sesuai Islam dalam penafsiran mereka.
Karya-karya kuno itu tetap tersembunyi di sebuah apartemen di kota Kurdi, setelah dibawa dari perpustakaan di sebuah biara abad keempat tempat penyimpanan sebelumnya. Pemindahan itu dilakukan sebelumnya militan ISIS menguasai kawasan itu.
Dokumen yang terselamatkan itu termasuk Alkitab tua yang telah berusia berabad-abad dan catatan yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Aram Semit yang sekarang disebut Syriac.
Pada akhirnya, ekstremis dari kelompok Sunni itu tidak menjangkau Biara Kristen Ortodoks Syria dari Mar Mattai, bekas perpustakaan yang menyimpan dokumen yang berharga. Pejuang Kurdi Peshmerga berhasil mengamankan dokumen itu dengan membawanya melalui jalan mendaki di gunung yang mengarah ke komunitas religius itu.
Sebelum kelompok teroris itu menyerang wilayah tersebut, setiap tahun ada jutaan pengunjung yang mengadakan perjalanan ziarah ke biara itu, menurut sumber berita.
"Terima kasih Tuhan, mereka tidak dapat mencapai biara," kata Raad Abdul-Ahed, yang membantu merelokasi isi perpustakaan ke kota Kurdi, dalam sebuah wawancara dengan AP. "Kami akan tetap di sini sampai krisis berakhir, sampai situasi stabil," katanya.
"Setiap naskah memiliki nilai spiritual tersendiri," kata Saliba Shimon, Uskup Agung Gereja Ortodoks Suriah untuk Irak utara. Dia tinggal di biara setelah melarikan diri dari penganiayaan dan meninggalkan rumahnya di luar Mosul. "Ketika kita terus menjaga naskah ini, kita tidak melakukannya bukan demi uang, melainkan karena nilai spiritualnya," kata dia.
Dari sisi Muslim Sunni, hal-hal itu dianggap sebagai berhala, termasuk simbol Kristen, gereja-gereja, biara dan buku agama. Aparat ISIS berusaha untuk menghancurkan semua bukti artefak yang tidak terkait dengan Islam.
Selama serangan dan penguasaannya, ekstrimis ISIS menyerbu Mosul, kota terbesar kedua di Irak, dan membakar lebih dari 8.000 buku langka ddari perpustakaan di kota itu. (Christian Examiner)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...