INDONESIA
Penulis: Dany Brakha
20:47 WIB | Sabtu, 13 Juli 2013
Natalia Dewi Pratiwi Wakil Peace Revolution untuk Indonesia
SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah swasta asal Indonesia, Natalia Dewi Pratiwi ditunjuk menjadi Country Coordinator/Representatives of Peace Revolution. Sebagai perwakilan bagi Indonesia, dia juga pusat informasi seputar Peace Revolution. Namanya akan dicantumkan dalam situs resmi World Peace Initiative dalam minggu ini.
Peace Agent Natalia merupakan jebolan Global Peace On The Move X Fellowship yang diadakan oleh Peace Revolution di Mooktawan Sanctuary baru-baru ini (16-29 Juni). Tempat itu berada di Pulau Koh Yao Noi, Thailand.
Kegiatan ini merupakan pelatihan untuk mentransformasi seseorang menjadi agen perdamaian. 29 peserta yang terlibat berasal dari 24 negara. Selama di sana mereka diajak mengenal kebijaksanaan kuno yang bersifat universal melalui kuliah dan dialog yang diisi oleh Biksu Budhis.
Peserta juga berkesempatan untuk mendapat latihan meditasi secara intensif. Selain itu sesi yoga juga diberikan di sela-sela acara.
Harapannya, setelah mengikuti kegiatan ini para peserta mampu menemukan kedamaian batin. Selain itu juga diharapkan dapat berkontrbusi dalam menciptakan perdamaian di manapun mereka berada.
Acara semacam ini juga dilakukan di negara dari belahan benua lain seperti Amerika Latin dan Eropa. Di akhir tahun 2013 Fellowship XI akan digelar kembali di Thailand, untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di www.peacerevolution.net.
Peace Revolution
Peace Revolution merupakan organisasi yang lahir pada tahun 2010 di bawah naungan World Peace Initiative. Peace Revolution sendiri didirikan oleh seorang biksu Budha, Luang Phaw Dhammajayo dari Biara Dhammakaya, Pathum Thani, Thailand.
Dasar organisasi ini adalah menciptakan kedamaian batin dalam individu yang dapat mengembangkan perdamaian secara global melalui meditasi. Oleh karena itu agar memudahkan diakses secara internasional maka internet dipilih manjadi bagian dari basis organisasi ini.
Para anggota organisasi diundang menambah pemahaman dengan kursus mandiri selama 42 hari secara online. Kursus itu berisi ajakan mempraktekkan kode etik perilaku keseharian berdasarkan prinsip dan standar moral seperti hormat, disiplin, dan kesabaran.
Disatu sisi hal itu membantu dalam meningkatkan ketenangan batin seseorang. Sedangkan disisi lainnya bermanfaat untuk menambah kesadaran seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.
Meski pendirinya adalah seorang biksu, kegiatan-kegiatan yang canangkan Peace revolution dirancang agar dapat diterima secara universal (melampaui suku, agama, ras, golongan, dan gender). Bahkan, setiap orang dari manapun dapat berpartisipasi sambil menjunjung tinggi imannya sendiri.
Editor : Yan Chrisna
KABAR TERBARU
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...