Negara Teluk Tolak Keterlibatan Iran di Irak
RIYADH, SATUHARAPAN.COM – Negara-negara Arab yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Cauncil /GCC) mengeluarkan pernyataan yang menolak campur tangan asing dalam krisis di Irak. Hal itu mengacu pada keterlibatan langsung Iran dalam perang melawan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).
Pernyataan itu dikeluarkan dalam pertemuan di Riyadh, hari Kamis (12/3). ‘’Negara Arab GCC mengkonfirmasi dukungan mereka bagi persatuan Irak dan integritas teritorial, serta pemerintah Irak untuk membantu menjaga keamanan dan stabilitas di Irak, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri, serta memperluas kedaulatannya atas seluruh wilayah," kata Menteri Luar Negeri Qatar, Khalid al-Attiyah yang memimpin pertemuan, dalam laporan yang dirilis Saudi Press Agency (SPA).
Attiyah mengatakan keinginan itu dapat dicapai hanya dengan kerja sama semua pihak dari rakyat Irak dan upaya bersama yang mengutamakan kepentingan Irak, menjaga kesatuan nasional rakyat dan wilayah Irak.
Menlu Qatar menekankan posisi kuat negara-negara Teluk untuk membersihkan Timur Tengah dari senjata nuklir, meski mengakui hak negara-negara di kawasan itu memiliki keahlian nuklir dalam bidang energi sesuai dengan standar Badan Energi Atom Internasional.
Dia, seperti diberitakan Al Arabiya, menegaskan seruan blok Teluk ini terhadap Iran untuk menanggapi upaya internasional dalam mencapai penyelesaian politik program nuklirnya yang menjamin keamanan dan stabilitas kawasan.
Tentang Yaman
Negara-negara Arab juga menyerukan dukungan mereka terhadap Presiden Yaman, Abd Rabbo Mansour Hadi, yang melarikan diri pengepungan oleh pemberontak Houthi di ibu kota negara, Sanaa, bulan lalu. Dia saat ini menguasai pengadilan di kota selatan, Aden, yang dinyatakan sebagai ibu kota sementara.
Beberapa negara anggota GCC telah memindahkan kedutaan mereka ke Aden dalam demonstrasi dukungan untuk Hadi.
Hadi menyampaikan pesan pekan lalu untuk pembicaraan damai, yang disponsori oleh PBB, yang akan diadakan di luar Yaman, dan Arab Saudi mengusulkan menjadi tuan rumah pembicaraan.
Mengenai krisis Suriah, Blok negara Teluk menyerukan "intervensi yang cepat dan efektif oleh PBB dan masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan, untuk mengambil langkah-langkah yang cukup dan membuat jera. Tujuannya untuk melindungi warga sipil tanpa senjata dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah."
Hizbullah Mengatakan Telah Tanggapi Usulan Gencatan Senjata ...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Dalam pidato ketiganya sebagai pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan p...