Nelayan Tradisional Dorong Hilirisasi Perikanan
BATAM, SATUHARAPAN.COM - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) mendorong pemerintah guna lebih menguatkan hilirisasi perikanan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas perikanan di Tanah Air.
"Kegagalan hilirisasi produk perikanan telah memperburuk ekonomi perikanan Indonesia," kata Pembina KNTI M Riza Damanik dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (4/6).
Menurut Riza Damanik, ekonomi perikanan Indonesia dapat terlampaui kinerjanya oleh sejumlah negara seperti Thailand dan Vietnam. Padahal, Indonesia pada 2015 bakal memasuki era liberalisasi melalui pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Indonesia segera akan menghadapi pasar tunggal ASEAN akhir 2015," ujarnya, sambil mengingatkan salah satu sektor yang akan diliberalisasi adalah sektor perikanan.
Untuk itu, ia menegaskan pemerintah ke depan perlu memperkuat sektor pengolahan ikan, terlebih karena hanya sekitar 10 persen pelaku perikanan yang bergerak di bidang pengolahan.
"Selebihnya berada pada level produksi dan pemasaran," katanya, sambil menambahkan dengan struktur tenaga kerja seperti itu mustahil Indonesia meningkatkan nilai tambah.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), jumlah total tenaga kerja Indonesia pada 2013 di sektor perikanan sebanyak 13,8 juta orang. Jumlah itu meliputi pekerja produksi perikanan (tangkap dan budi daya), pengolahan, dan pemasaran.
"Jika saja prioritas hilirisasi diperkuat, maka 10 juta lapangan pekerjaan baru akan tersedia dengan nilai ekonomi perikanan meningkat hingga lima kali lipatnya," ujar Riza. (Ant)
Editor : Sotyati
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...