Rupiah dan IHSG Dibuka Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (4/6) pagi melemah satu poin menjadi Rp 11.811 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.810 per dolar AS. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu dibuka melemah 9,04 poin atau 0,18 persen ke posisi 4.933,12.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa data perdagangan Indonesia yang defisit masih membayangi pergerakan rupiah sehingga diperkirakan akan membebani neraca transaksi berjalan.
“Pasar masih melihat data ekonomi Indonesia yang diumumkan pada awal pekan ini. Mata uang Indonesia tertekan ke level terlemah sejak bulan Februari tahun ini,” katanya.
Ia menambahkan, bersamaan dengan ketidakpastian seputar pemilu presiden, risiko bagi mata uang rupiah masih tetap membayangi.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan tren laju mata uang euro yang juga masih melemah setelah indeks manufaktur di negara kawasan Eropa yang cenderung melambat memberi imbas negatif pada rupiah.
“Indeks manufaktur Inggris, Jerman, dan Uni Eropa mengalami perlambatan,” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, meningkatnya pembayaran dividen oleh emiten memicu permintaan mata uang dolar AS di dalam negeri meningkat sehingga turut memberikan respons negatif bagi rupiah.
Kendati demikian, lanjut dia, mata uang domestik masih memiliki peluang penguatan terhadap dolar AS menyusul pengumuman data produksi Amerika Serikat tadi malam tercatat mengalami penurunan.
IHSG BEI Dibuka Melemah 9,04 Poin
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu dibuka melemah 9,04 poin atau 0,18 persen ke posisi 4.933,12, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 2,35 poin (0,28 persen) ke level 832,95 mengikuti pergerakan bursa saham global.
“Mengikuti sentimen di bursa AS dan Eropa yang mengalami pelemahan berimbas pada bursa saham di kawasan Asia pada pagi ini termasuk indeks BEI,” kata Analis Samuel Sekuritas Aiza di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan, minimnya sentimen dan juga aksi tunggu terhadap keputusan bank sentral AS (ECB) terkait suku bunga dan juga pengumuman produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2014 di sebagian negara Eropa menjadikan Bursa AS dan Eropa mengalami pelemahan.
Ia menambahkan, sentimen dari dalam negeri yang juga cenderung kurang mendukung seiring dengan tren pelemahan nilai tukar rupiah, perkembangan politik yang di luar perkiraan, serta memburuknya neraca perdagangan Indonesia periode April 2014, membuat laju indeks BEI tertahan.
Kendati demikian, menurut dia, di tengah kondisi minimnya sentimen positif seperti saat ini, saham-saham dengan nilai kapitalisasi rendah dan juga batu bara masih memiliki momentum penguatan.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 108,52 poin (0,47 persen) ke level 23.182,52, indeks Nikkei turun 1,97 poin (0,01 persen) ke level 15.032,28 dan Straits Times melemah 10,48 poin (0,32 persen) ke posisi 3.285,82. (Ant)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...