Nestle Dapat Tiga Penghargaan Atas Praktik Berkelanjutannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Produsen makanan dan minuman asal Swiss Nestlé menutup akhir tahun 2014 dengan mendapatkan tiga penghargaan atas praktik berkelanjutan dalam kegiatan produksinya.
Penghargaan pertama diperoleh dari SWA, Swanetwork dan Yayasan KEHATI pada 11 Desember lalu berupa Indonesia Green Company Award 2014 untuk praktik keberlanjutan dan inovasi di pabriknya di Kejayan, Jawa Timur.
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar juga menunjuk pabrik Nestlé Kejayan sebagai salah satu pemenang Penghargaan PROPER Kategori Hijau untuk yang ketiga kalinya sejak 2010, pada Selasa (2/12) lalu.
Peringkat ketiga diraih Nestlé untuk laporan berkelanjutan atau Best Sustainability Reporting 2014 kategori Manufaktur untuk Pabrik Nestlé di Karawang, Jawa Barat, yang diumumkan pada 10 Desember.
Presiden Direktur Nestlé Indonesia, Arshad Chaudhry mengatakan pencapaian tersebut tak lain karena komitmen dalam menjalankan upaya-upaya keberlanjutan melebihi kepatuhan (beyond compliance).
“Melebihi kepatuhan terhadap hukum nasional, standar internasional serta prinsip-prinsip bisnis Nestlé. Kami beroperasi dengan cara sedemikian rupa agar dapat menjaga lingkungan bagi generasi mendatang,” papar Arshad Chaudhry.
Dengan pandangan tersebut, Chaudhry menilai Nestlé telah dibawa kepada berbagai inovasi seperti memanfaatkan kembali air sisa proses evaporasi yang dilakukan pada proses produksi susu bubuk, guna mengurangi konsumsi air. Air tersebut akan digunakan untuk proses produksi lebih lanjut di pabrik serta mengairi atau irigasi sawah-sawah yang berada di sekitar lokasi pabrik.
Dengan demikian, Pabrik Nestlé di Kejayan berhasil mengurangi penggunaan air hingga 22 persen, konsumsi energi hingga 39 persen dan berkurangnya emisi CO2 serta limbah padat hingga 20 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Penghargaan dari Menhut dan LH
Pabrik Nestlé Kejayan yang menjadi salah satu pemenang Penghargaan PROPER Kategori Hijau untuk ketiga kalinya, menunjukkan bahwa Nestlé telah berhasil memenuhi kriteria dalam aplikasi sistem pengelolaan lingkungan, efisiensi sumber daya dan energi, 3R (reduce, reuse, recycle atau mengurangi, memanfaatkan kembali, mendaur ulang), penghematan air serta pengelolaan air limbah, dan juga pemberdayaan masyarakat.
Kementerian Lingkungan Hidup melalui PROPER, atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan, menilai berbagai perusahaan dalam kategori Hitam atau Merah untuk yang tidak taat, Biru untuk yang taat, dan Hijau atau Emas untuk kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance).
Berkelanjutan di Level Manajemen
Guna meningkatkan upaya Nestlé lebih jauh lagi, Arshad Chaudhry mengatakan salah satu cara untuk memastikan suatu bisnis dapat terus berkelanjutan adalah dengan mematuhi standar pelaporan yang berkelanjutan, yakni pada level manajemen diterapkan komunikasi yang transparan untuk membangun akuntabilitas di dalam strategi bisnisnya.
“Di Nestlé, kami percaya bahwa untuk suatu perusahaan agar dapat meraih sukses dalam jangka waktu panjang, ia juga harus menciptakan manfaat bagi para pemangku kepentingannya. Kami menyebut hal ini sebagai ‘Creating Shared Value’ (CSV atau Menciptakan Manfaat Bersama), suatu prinsip yang penting bagi bisnis kami,” ujar Chaudhry.
Pada bulan Februari tahun ini, Nestlé meluncurkan laporan CSV terkininya dalam acara Nestlé Indonesia CSV Forum 2014. Dalam laporan tersebut, Nestlé berbagi praktik-praktik terbaik dalam bidang keberlanjutan, terutama dalam memastikan keberlanjutan air, termasuk program pengelolaan air limbah, biopori, serta penggunaan air hujan di Pabrik Nestlé Karawang, Jawa Barat.
Komitmen tersebut serta kualitas laporan yang diberikan telah mengantarkan Nestlé menjadi peringkat ketiga untuk laporan berkelanjutan atau Best Sustainability Reporting 2014 kategori Manufaktur dalam acara malam penghargaan Sustainability Reporting Award (SRA) awal di Jakarta pada 10 Desember 2014.
“Seluruh komitmen kami dalam keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat merupakan cerminan kepercayaan kami bahwa dalam jangka waktu yang panjang, lingkungan, masyarakat, perekonomian, dan kinerja bisnis yang sehat akan saling menguatkan,” simpul Chaudhry.
PT Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé S.A., produsen makanan dan minuman terbesar di dunia yang berpusat di Vevey, Swiss. Nestlé telah beroperasi selama hampir 150 tahun di bidang nutrisi, kesehatan dan keafiatan.
Nestlé Indonesia memiliki empat pabriknya di Indonesia yang memproduksi susu, makanan dan minuman dengan merek-merek seperti Nescafé, Milo, Dancow, Cerelac, Kitkat, Fox’s, Bear Brand, dan lain-lain.
Nestlé juga merupakan anggota, antara lain, the United Nations Global Compact Indonesian Network (IGCN) danPartnership for Indonesia Sustainable Agriculture (PISAgro), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), serta Pengelolaan UNGC-CEO Water Mandate. (PR)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...