Netanyahu Dukung Obama Dalam Perang NIIS
SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dukungannya kepada Amerika Serikat (AS) untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS). Namun ia mewanti-wanti AS untuk tidak mentolerir sikap lunak terhadap Iran.
"Kami ingin mereka berdua (ISIS dan Iran) kalah. Hal terakhir yang kita inginkan adalah memiliki salah satu dari mereka mendapatkan senjata pemusnah massal, "kata Netanyahu dalam sebuah wawancara dengan CBS Wajah Bangsa, Minggu (16/11).
Pernyataan itu muncul setelah NIIS atau ISIS mengklaim pemenggalan sandera lain Barat, pekerja bantuan AS Peter Kassig, bersama dengan 18 laki-laki digambarkan sebagai tentara Suriah.
Netanyahu menyatakan dukungannya untuk kepemimpinan Presiden AS Barack Obama dalam koalisi melawan NIIS dan menyatakan bahwa dirinya ingin semua orang Amerika memahami kekejaman yang saat ini sedang dihadapi.
“NIIS atau ISIS harus dikalahkan dan dapat dikalahkan,” kata dia.
Tapi Netanyahu menggambarkan situasi saat ini sebagai konflik global melawan militan Islam, bukan hanya Sunni berbasis NIIS atau ISIS dan Al-Qaidah tetapi juga Syiah Iran yang mendukung Hizbullah.
“Kami ingin mereka berdua kalah,” tegas Netanyahu. “Iran bukan sekutu Anda. Iran bukan teman Anda. Iran adalah musuh Anda,”
Sementara itu, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah bernegosiasi dengan Iran untuk membatasi program nuklirnya, dengan batas waktu 24 November untuk kesepakatan cepat mendekat.
Netanyahu menegaskan oposisi Israel untuk setiap perjanjian yang meninggalkan Iran dengan kapasitas residual untuk memperkaya uranium, dan mendesak sanksi lebih keras terhadap Teheran sebagai alternatif untuk kesepakatan.
"Alternatif untuk transaksi yang buruk bukan perang. Alternatif untuk transaksi yang buruk sanksi lagi, sanksi lebih keras, yang akan membuat Iran membongkar kapasitasnya untuk membuat bom nuklir, "katanya. (alarabiya.net)
Editor : Eben Ezer Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...