Netanyahu: Israel adalah Rumah Orang Yahudi
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Kabinet Israel menyetujui sebuah rencana imigrasi besar-besaran dengan anggaran sebesar NIS 180 juta (catatan: NIS adalah New Shekel, mata uang Israel, Red), yang ditujukan untuk menarik kembali ke Israel para imigran Yahudi di Prancis, Belgia dan Ukraina pada hari Minggu, sehari setelah seorang penjaga Yahudi ditembak di luar sebuah sinagog di ibukota Denmark, Kopenhagen.
Meskipun jumlah yang dialokasikan lebih rendah dari jumlah yang awalnya diminta oleh Menteri Imigrasi dan Absorbsi, Sofa Landver, alokasi itu masih menandai peningkatan yang signifikan dalam upaya Israel untuk mempromosikan imigrasi.
"Kami mengatakan kepada orang-orang Yahudi, untuk saudara-saudara kita: Israel adalah rumah Anda. Kami sedang mempersiapkan dan menyerukan penyerapan imigrasi massal dari Eropa," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada pertemuan kabinet hari Minggu.
"Saya ingin memberitahu semua orang Yahudi Eropa dan semua orang Yahudi di manapun mereka berada. Israel adalah rumah dari setiap orang Yahudi."
"Untuk orang-orang Yahudi dari Eropa dan orang-orang Yahudi di dunia, saya mengatakan bahwa Israel sedang menunggu Anda dengan tangan terbuka," tambahnya.
Menurut Kantor Perdana Menteri, rencana ini, yang akan menjadi yang pertama dari beberapa inisiatif yang ditujukan kepada Yahudi Eropa, akan berfungsi sebagai peta jalan untuk promosi imigrasi dengan menciptakan "respon spesifik negara atas berbagai kebutuhan imigran dari negara-negara yang dituju."
Keputusan untuk memasukkan Ukraina dalam inisiatif, yang awalnya hanya terfokus pada Francophone Yahudi, menuai kritik bahkan sebelum rincian rencana pemerintah dirilis.
Menurut Kepala Rabbi Yaakov Ukraina Dov Bleich, tidak ada alasan untuk Yahudi Ukraina dimasukkan dalam program.
Orang-orang Yahudi dari Eropa Barat "yang bukan Yahudi Soviet, mereka memiliki kebutuhan yang unik," katanya kepada The Jerusalem Post pekan lalu, dan menambahkan ia berharap bahwa Israel akan "menyiapkan program dan struktur yang unik" untuk penyerapan mereka.
Komunitas Yahudi Ukraina telah terguncang oleh aneksasi Rusia dari Crimea dan perang sipil yang sedang berlangsung di negara itu, sementara serangkaian serangan teroris yang menarget orang-orang Yahudi telah menyebabkan meningkatnya imigrasi Yahudi dari Prancis.
Tahun lalu, kabinet memutuskan menunjuk komite antar-menteri untuk mencari solusi memudahkan transisi bagi imigran dan mencari cara menghilangkan hambatan terhadap pekerjaan dan mengintegrasikan pendatang baru ke dalam angkatan kerja.
Berbicara dengan Jerusalem Post bulan lalu, Landver meminta Departemen Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan Keuangan untuk menurunkan semua hambatan, tanpa menunggu undang-undang baru.
Editor : Eben Ezer Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...