Netanyahu: Israel Belum Menerima Usulan Gencatan Senjata Dua Hari di Gaza
Hamas mengindikasikan terbuka untuk kesepakatan gencatan senjata dua hari di Gaza.
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Senin (29/10) mengatakan bahwa dia belum menerima usulan untuk gencatan senjata selama dua hari dalam perang Israel-Hamas di Gaza yang akan mencakup pembebasan sandera, menurut kantornya.
Netanyahu mengatakan kepada partainya bahwa Israel "belum menerima usulan untuk pembebasan empat sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata selama 48 jam di Gaza. Jika usulan tersebut diajukan, perdana menteri akan segera menerimanya," kata kantornya dalam sebuah pernyataan, mengacu pada usulan yang diungkapkan oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Minggu (27/10).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengatakan pada hari Senin bahwa penerapan undang-undang yang melarang badan pengungsi Palestina PBB UNRWA beroperasi di Israel "dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi para pengungsi Palestina di Wilayah Palestina yang Diduduki, yang tidak dapat diterima."
"Tidak ada alternatif selain UNRWA," katanya dalam sebuah pernyataan. "Penerapan undang-undang ini akan merugikan penyelesaian konflik Israel-Palestina dan perdamaian serta keamanan di kawasan tersebut secara keseluruhan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, UNRWA sangat diperlukan."
Guterres mengatakan ia akan menyampaikan masalah tersebut kepada Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang.
Hamas Mengindikasikan Terima Gencatan Senjata Dua Hari
Sementara itu, seorang pejabat tinggi Hamas tampaknya mengindikasikan bahwa kelompok teror Gaza tersebut terbuka terhadap kesepakatan dengan Israel saat perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri perang dan membebaskan sandera dimulai kembali di Doha, Qatar.
Husam Badran, anggota senior biro politik Hamas yang berbasis di Qatar, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh kantor berita pro Hamas, Shehab, bahwa kesepakatan mungkin saja terjadi.
“Tuntutan kami jelas dan diketahui, dan kesepakatan dapat dicapai, asalkan Netanyahu tetap berkomitmen pada apa yang telah disepakati,” kata Badran.
Tidak jelas apakah komentar Badran merupakan reaksi terhadap usulan Mesir untuk gencatan senjata dua hari di Gaza guna menukar empat sandera Israel dengan sejumlah tahanan Palestina, yang diikuti dengan perundingan selama 10 hari.
Stasiun berita Arab Saudi, Al Arabiya, sebelumnya melaporkan bahwa Hamas bersedia menerima usulan Mesir asalkan usulan itu dimasukkan ke dalam tuntutannya pada 2 Juli untuk kesepakatan penyanderaan. Hamas juga mencari jaminan bahwa Israel akan berkomitmen agar usulan Mesir itu menjadi bagian dari kesepakatan komprehensif.
Sumber Hamas juga mengatakan kepada saluran Arab Saudi, Asharq News, bahwa kelompok itu lebih menyukai kesepakatan komprehensif daripada kesepakatan parsial. (Reuters/AFP/ToI)
Editor : Sabar Subekti
Jepang Bahas Rudal Korut
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan bahwa Dewan Keamanan Nasi...