Presiden Iran Akan Menanggapi Serangan Israel dengan Tepat
Iran membunuh empat "teroris" setelah serangan mematikan di wilayah tenggara.
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan pada hari Minggu (27/10) bahwa Teheran tidak mencari perang tetapi akan menanggapi serangan Israel dengan "tepat".
"Kami tidak mencari perang, tetapi kami akan membela hak-hak bangsa dan negara kami. Kami akan memberikan tanggapan yang tepat terhadap agresi rezim Zionis," kantor berita negara IRNA mengutip pernyataan Pezeshkian.
Pada hari Sabtu (26/10), Israel melakukan serangan udara terhadap lokasi militer di Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal Teheran pada tanggal 1 Oktober, yang merupakan pembalasan atas pembunuhan para pemimpin militan yang didukung Iran dan seorang komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Setidaknya empat tentara Iran tewas dalam serangan yang menurut Iran menyebabkan "kerusakan terbatas" pada beberapa sistem radar.
Militer Israel telah memperingatkan Teheran agar tidak menanggapi.
Sebelumnya pada hari Minggu (27/10), otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, mengatakan serangan Israel terhadap Iran "tidak boleh dibesar-besarkan atau diremehkan." Ia menggambarkan serangan itu sebagai "salah perhitungan."
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan udara Israel terhadap Iran "tepat dan kuat" dan mencapai semua tujuannya.
Serangan Teroris
Angkatan bersenjata Iran pada hari Minggu menewaskan sedikitnya empat "teroris" di balik serangan mematikan terhadap polisi sehari sebelumnya di tenggara negara itu, kantor berita Tasnim melaporkan.
Sepuluh petugas polisi tewas di provinsi Sistan-Baluchistan pada hari Sabtu (26/10) dalam serangan yang diklaim oleh kelompok militan Sunni yang berbasis di Pakistan Jaish al-Adl - bahasa Arab untuk Tentara Keadilan.
Sebagai tanggapan, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang didukung oleh pasukan intelijen dan polisi pada hari Minggu menewaskan sedikitnya empat "teroris" yang diduga terlibat dalam serangan pesawat tak berawak, kata Tasnim, mengutip IRGC.
"Selama operasi ini, empat teroris tewas, beberapa terluka dan melarikan diri, dan empat lainnya ditangkap," katanya.
"Operasi untuk menangkap dan menghancurkan teroris yang tersisa masih berlangsung."
Kantor berita resmi IRNA, mengutip pernyataan polisi, melaporkan kematian "10 personel dalam dua unit patroli" dalam apa yang disebutnya penyergapan.
Sistan-Baluchistan berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan dan merupakan salah satu provinsi termiskin di Republik Islam tersebut.
Serangan hari Sabtu adalah salah satu yang paling mematikan di daerah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pada awal Oktober, sedikitnya enam orang, termasuk petugas polisi, tewas di provinsi tersebut dalam dua serangan terpisah.
Jaish al-Adl mengaku bertanggung jawab atas dua serangan tersebut dalam sebuah pesan di Telegram.
Dibentuk pada tahun 2012 oleh separatis Baluch, kelompok ini dianggap sebagai “organisasi teroris” oleh Iran dan Amerika Serikat. (AFP/A Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...