Netanyahu Kecam Pidato Abbas di PBB
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Rabu (30/09) mengecam Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang mengatakan dalam Sidang Majelis Umum PBB bahwa mereka tidak akan menjadi satu-satunya pihak yang berkomitmen terhadap perjanjian tersebut.
“Pidato Abu Mazen penuh kebohongan dan mendorong penghasutan serta penghancuran di Timur Tengah,” menurut pernyataan dari kantor Netanyahu.
Abbas juga menyerukan Israel “untuk mengurangi penggunaan kekuatan brutal... terutama aksinya di masjid Al Aqsa.” Dia menuduh Israel melanggar status quo atas situs tersebut dan mencegah jemaah Muslim untuk mengaksesnya.
Bentrokan dalam beberapa pekan terakhir antara polisi Israel dan warga Palestina di kompleks masjid tersebut di wilayah pendudukan Yerusalem Timur telah meningkatkan ketegangan dan memicu Abbas untuk mengeluarkan peringatan tentang risiko intifadah ketiga, atau pemberontakan.
“Berbeda dengan Palestina, Israel menjaga status quo di Temple Mount dan berkomitmen untuk terus menjaganya, menurut semua pemahaman di antara kami, Yordania dan Waqf,” lanjut Netanyahu, menggunakan nama Yahudi untuk kompleks tersebut.
Jemaat Yahudi diperbolehkan untuk mengunjungi Temple Mount, yang mereka hormati sebagai situs paling suci, tapi dilarang untuk melakukan ibadah di sana.
Abbas juga menuduh Israel menolak untuk berkomitmen terhadap perjanjian-perjanjian sebelumnya, membuat Palestina “tidak memliki pilihan lain selain menekankan bahwa bukan hanya kami sendiri yang berkomitmen untuk mematuhi perjanjian ini, meski Israel terus melanggarnya.”
Tapi, Netanyahu meminta Abbas untuk menerima penawarannya dan terlibat dalam negosiasi langsung dengan Israel, tanpa prasyarat.
“Fakta penawaran itu berulang kali ditolak merupakan bukti paling nyata bahwa dia tidak mencari perjanjian damai,” menurut pernyataan dari kantor Netanyahu.(AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...