Netanyahu Perkirakan Tidak Ada Perubahan Berarti di Iran
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu mengingatkan negara-negara Barat, pada hari Minggu (16/6), Netanyahu menginginkan mereka jangan terperdaya Presiden Iran yang “moderat” yang baru terpilih. Presiden Iran terpilih Hasan Rouhani yang memenangkan pemilu dengan mudah, pria berusia 64 tahun itu menjanjikan revolusi pada bidang ekonomi, budaya, dan politik.
“Mencermati pemilu di Iran, kami warga Israel tak pernah berhalusinasi,” ujar Netanyahu pada hari Minggu, menanggapi keadaan fakta yang menurutnya Rouhani memiliki kekuatan yang terbatas. “Sementara pada saat pemilihan umum tak diragukan lagi bahwa ada ketidakpuasan di masyarakat Iran dengan rezim terdahulu, saya tidak melihat bahwa ada perubahan pada kebijakan nuklir Iran,” ujarnya.
Rezim yang benar-benar berkuasa di Iran, adalah pemimpin spiritual mereka Ayatollah Ali Khamenei, tanpa melupakan program nuklir Iran. Sebelum pemilihan umum Perdana Menteri Urusan Hubungan Khusus Israel, Yuval Steinitz mengatakan kepada jurnalis asing bahwa program nuklir Iran sesungguhnya bukan menghasilkan satu atau dua bom nuklir, tetapi bentuknya lebih menyerupai gudang peluru.
“Kita tidak ingin membahas bom Iran,” ujar Steinitz. “Kita tidak membicarakan adanya berapa bom yang ada seperti di gudang Korea Utara. Begitu sampai di sana, mereka akan memproduksi puluhan dan seterusnya, dimana mereka akan membuat ratusan atau ribuan bom nuklir.”
“Jika orang Iran mendapatkan senjata nuklir, ini akan mengubah sejarah dunia,” kata Steinitz. Dimana pertama kalinya ada sebuah pemerintahan yang begitu fanatik dengan agamanya memiliki senjata nuklir.
Rouhani pernah menjabat sebagai kepala negosiator nuklir Iran. Dia mengisyaratkan tentang pendekatan untuk program nuklir Iran pada tahun 2004.
"Saat kami berbicara dengan orang-orang Eropa di Teheran, kami memasang peralatan reaktor nuklir di Isfahan," kata Rouhani. "Dengan menciptakan lingkungan yang tenang, kami mampu menyelesaikan pekerjaan di sana."
Metode diplomasi lembut Iran di permukaan sementara dibalik layar membuat senjata nuklir adalah sebuah alarm bagi orang Israel.
Cliff May dari Yayasan Pertahanan Demokrasi seperti dikutip CBN mengatakan bahwa pemerintah Iran tetap sebagai musuh nomor satu Amerika Serikat dan Israel.
“Iran merupakan ancaman strategis yang paling penting bagi Amerika Serikat,” ujar May. “Artinya adalah Iran mencari cara untuk melenyapkan Amerika Serikat, menghancurkan pengaruhnya di Timur Tengah dan menghilangkan jejak-jejak Amerika dimanapun mereka berada. Namun bagi Israel, Iran bukanlah ancaman strategis tapi Iran adalah ancaman eksistensial.” pungkasnya.
Editor : Yan Chrisna
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...