Netanyahu: Perundingan Hanya Jika Hamas Akui Israel
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Israel tidak akan berunding dengan pemerintah persatuan Palestina kecuali Hamas menyatakan mengakui Israel.
Netanyahu mengatakan hari Minggu (27/4) bahwa sikapnya lebih sebagai tindakan untuk mendorong kembali ke jalur perundingan perdamaian, dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk meninggalkan Hamas, gerakan Islam yang dalam piagamnya menyerukan penghancuran Israel.
"Walaupun Hamas membantah bertujuan penghancuran Israel, dan cinta perdamaian, serta mencela teror atau presiden Abbas meninggalkan Hamas," kata Netanyahu.
"Jika salah satu dari hal tersebut dilakukan, kita bisa kembali ke perundingan perdamaian. Saya berharap dia meninggalkan Hamas dan akan kembali ke meja perdamaian, seperti yang telah saya katakan. Bola ada di depannya," kata dia.
Netanyahu menghentikan perundingan perdamaian dengan Palestina pekan lalu setelah Abbas dan Hamas setuju untuk membentuk pemerintah persatuan.
Komentar Netanyahu muncul setelah Abbas, dalam pidato pada hari Sabtu sebagai pemimpin PLO, mengatakan pemerintah persatuan dengan Hamas akan menolak kekerasan dan mematuhi perjanjian yang ada.
Abbas juga pada hari Minggu menyatakan bahwa Holocaust adalah "kejahatan paling keji" terhadap kemanusiaan di era modern, sambutannya yang paling tegas tentang pada genosida yang dilakukan Nazi.
Meskipun telah ada sikap dari PM Israel, kabinetnya tampak terbelah dalam menanggapi perkembangan baru itu. Menteri Kehakiman Tzipi Livni yang juga kepala juru runding Israel dengan Palestina, mengatakan bahwa hal penting untuk menunggu dan melihat seperti apa pemerintah Palestina yang baru. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...