Hamas Tidak Menutup Kemungkinan Mengakui Israel
PALESTINA, SATUHARAPAN.COM – Hamas dan Fatah berusaha meyakinkan masyarakat internasional atas kegelisahan pakta persatuan Palestina pada Sabtu (26/4). Sejumlah pemimpin dari kedua kelompok itu menyatakan Hamas bukan organisasi teror dan membuka diri untuk mengakui negara Israel. Seperti diberitakan pada Minggu (27/4).
Presiden Palestina Mahmoud Abbas membuat pernyataan itu untuk pertama kalinya dalam pidato di Komite Sentral PLO di Ramallah pada Sabtu (26/4).
"Setiap pemerintah yang dibentuk akan mematuhi perjanjian nasional kita. . . untuk mengakui negara Israel dan meninggalkan teror," kata Abbas.
Para pemimpin Hamas kemudian membuat langkah-langkah untuk menegaskan pernyataan Abbas. Penasihat media Hamas Taher al Nunu, yang dekat dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyatakan organisasinya tidak menutup kemungkinan untuk mengakui Israel. Tetapi itu hanya dalam konteks keberhasilan pakta persatuan dengan Fatah untuk membentuk pemerintahan bersama.
Hamas bersumpah tidak pernah mengakui keberadaan Israel pada beberapa kesempatan.
"Kami memiliki dua perang yang menewaskan ratusan orang, dan ribuan hektar tanah hancur, tetapi orang Palestina tidak dan tidak akan pernah mengakui Israel," kata Haniyeh pada bulan Juni lalu saat dia menyambut para aktivis internasional untuk Gaza.
Pada 2012, pemimpin Hamas membuat pernyataan serupa selama kunjungan resmi ke Teheran Iran.
"Mereka ingin kami untuk mengakui pendudukan Israel dan menghentikan perlawanan tetapi sebagai wakil rakyat Palestina dan atas nama semua pencari kemerdekaan di dunia... kami tidak akan pernah mengakui Israel," kata Haniyeh. (israelnationalnews.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...