Neuroscience untuk Mencegah Radikalime?
WALES, SATUHARAPAN.COM – Pencegahan terhadap munculnya orang-orang yang memegang keyakinan secara ekstrem dan radikal mungkin bisa dibantu dengan penerapan ilmu pengetahuan, khusunya di bidang syaraf.
Sorang neuroscientist, Katleen Taylor, mengatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan di bidang saraf mungkin suatu hari membuka kemungkinan bahwa anggota kelompok agama radikal dan mereka yang memegang keyakinan ekstrim atau mereka yang melakukan kekerasan pada anak-anak mereka, dapat "disembuhkan" dari "penyakit" mereka.
Taylor mengatakan hal itu dalam Festival Hay di Wales, pekan lalu. Dia diminta oleh audiens untuk melihat kemungkinan yang terjadi dalam beberapa puluh tahun perkembangan neuroscience.
Dia menjawab bahwa orang dengan "keyakinan tertentu" bisa "diobati." Seseorang yang telah "menjadi radikal" oleh "kultus ideologi" yang bukan karena "pilihan pribadi" atau "pilihan yang bebas dan murni," bisa dilihat sebagai memiliki sesuatu “gangguan obsesif kompulsif”, semacam gangguan mental banyak orang. Taylor adalah seorang peneliti tamu di Universitas Oxford. Dia penulis buku Brainwashing: The Science of Thought Control (2006). Bukunya yang terbaru adalah The Brain Supremacy: Notes from Frontiers of Neuroscience (2012).(christianpost.com)
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...