Nigeria Bebaskan Seribu Siswa Yang Dilecehkan di Sekolah Agama
NIGERIA, SATUHARAPAN.COM - Polisi Nigeria mengatakan bahwa pada hari Sabtu (19/10) mereka membebaskan 147 siswa dari sebuah sekolah yang mengaku mengajarkan Al-Quran, namun sebaliknya anak-anak itu ditawan dan mendapatkan pelecehan.
Itu adalah operasi keempat dalam sebulan ini dan menjadikan total yang siswa yang dibebaskan dari sekolah-sekolah agama di Nigeria utara itu menjadi lebih dari 1.000 anak.
Penggerebegan itu akan memberi tekanan yang lebih besar kepada Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, untuk mengambil tindakan tegas terhadap sekolah-sekolah Islam “Almajiri” yang longgar aturannya itu. Menurut para ahli, sekolah itu memiliki jutaan siswa yang sebagian besar Muslim dari wilayah utara negara itu.
Gubernur negara bagian Kaduna, Nasir El Rufai, memerintahkan penggerebekan sekolah Islam di Rigasa, kata para pejabat. Para siswa yang ditawan kemudian dikumpulkan di sebuah kamp di dekat situ. Mereka berdiri dalam barisan dengan seragam merah ketika para pejabat negara merawat mereka.
Berbeda dengan sekolah-sekolah lain, setidaknya 22 dari 147 siswa tawanan yang dibebaskan adalah perempuan, kata Hafsat Baba, komisioner layanan kemanusiaan Kaduna mengatakan kepada Reuters. Namun kondisi mereka yang dibebaskan belum jelas.
Seorang pejabat mengatakan kepada bahwa sekolah itu dimiliki oleh orang yang sama yang memiliki salah satu sekolah yang digerebek di negara bagian Katsina yang pada awal pekan ini ditangkap polisi.
Para siswa yang dibebaskan dari sekolah lain dalam sebulan terakhir, termasuk yang digerebeg pada dua pekan ini, mengalami perlakuan, antara lain dirantai ke dinding, dipukuli dan dianiaya secara seksual.
Beberapa orangtua mengatakan mereka mengira anak-anak mereka akan dididik dan bahkan mereka membayar uang sekolah. Keluarga lain mengirim anggota keluarga yang nakal atau berperilaku sulit untuk dididik kedisiplinan.
Buhari, yang berasal dari negara bagian Katsina, mengatakan pada bulan Juni bahwa ia berencana untuk melarang sekolah Almajiri, namun pada akhirnya dia tidak segera melakukannya.
Kantor Buhari, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu (19/10), mengatakan bahwa tidak ada pemerintah demokratis akan mentolerir adanya ruang tahanan dan penyiksaan fisik atas nama pemulihan para siswa.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...