Nigeria, Pemuda Muslim Jaga Gereja dari Serangan Boko Haram
NIGERIA, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 200 pemuda Muslim di kota Kaduna, Nigeria, berjaga untuk melindungi warga Kristen dari serangan ekstremis Boko Haram selama perayaan Natal, kata seorang pejabat gereja lokal.
Menurut Pastor Yohanna Buru dari Gereja Injili Kristus di Kaduna, inisiatif saling membantu dalam lintas agama adalah yang pertama terjadi di kota itu. Dia mengatakan bahwa umat Islam secara sukarela melindungi gereja dalam mencegah serangkaian serangan bom bunuh diri dan serangan terhadap tempat-tempat ibadah Kristen oleh kelompok militan Islamis, Boko Haram.
"Saya sangat menghargai cinta dan perhartian mereka," katanya tentang aksi pemuda Muslim itu. Hal itu menunjukkan ada kesempatan membangun perdamaian yang abadi dan harmoni di antara warga dari agama yang berbeda.
Buru juga menyatakan harapan bahwa inisiatif tersebut akan dilakukan oleh warga di daerah lain di Nigeria.
Ketegangan Antar Agama
Negara bagian Kaduna terletak di tengah negeri, dan menjadi tempat meningkatkan ketegangan antar agama dalam beberapa bulan terakhir. Pada hari Sabtu (27/12), orang-orang bersenjata menyerang dan membunuh 10 warga yang tengah perayaan Natal di desa Tattaura, negara bagian Kaduna, seperti dilaporkan Komisaris Polisi, Umar Shehu.
Pendeta setempat, Mike Maikarfi, mengatakan kepada wartawan bahwa masyarakat mengadakan perayaan dengan meriah di mana penduduk setempat menari-nari.
Seorang warga, Anche mengatakan kepada situs berita Nigeria, Yohaig, bahwa orang-orang dari Tattaura selalu merayakan Natal pada tanggal 27 Desember. Dia menegaskan bahwa 10 orang meninggal, sementara "banyak orang lain" terluka dan dirawat di rumah sakit.
Anche menggambarkan serangan itu sebagai gaya gerilya, dan mengatakan para militan melarikan diri. Belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun Boko Haram disebutkan banyak melakukan serangan di wilayah tersebut.
Pemerintah Nigeria telah menghadapi kritik pedas, karena gagal mencegah kekerasan kelompok Islamis itu. Presiden Goodluck Jonathan mengumumkan keadaan darurat di wilayah mayoritas Muslim Adamawa, Borno dan Yobe pada Mei 2013 dan telah resmi peningkatan kehadiran militer untuk memerangi ekstremisme.
Namun demikian, Boko Haram, nama yang berartipendidikan Barat dilarang, terus membuat kehancuran di seluruh Nigeria bagian utara. Perkiraan menunjukkan bahwa kelompok itu bertanggung jawab atas lebih dari 5.000 kematian antara Juli 2009 dan Juni 2014.
Pemimpin kelompok Boko Haram juga telah menyatakan niat untuk membersihkan negara itu dari umat Kristen, membasmi demokrasi di Nigeria dan menggantinya menjadi negara Islam yang berdasarkan hukum Syariah. Namun demikian, beberapa komunitas Muslim telah menyatakan penolakan, dan mereka dijadikan target serangan. (christiantoday.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...