NIIS Gunakan Gereja Jadi Penjara
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Kelompok teroris yang menamakan dirinya Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) menggunakan bangunan gereja di kota Mosul, Irak utara sebagai penjara. Kota Mosul merupakan kawasan dengan komunitas Kristen yang besar di Irak, sebelum mereka diusir oleh kelompok jihadis.
Situs Ankawa.com, hari Kamis (4/12) menyebutkan bahwa pada hari Selasa sejumlah tahanan dikirim ke gereja Chaldean kuno, Immaculate Conception, di bagian timur kota. Sumber itu mengatakan juga bahwa biara St George juga telah diubah menjadi penjara perempuan, dan membangkitkan kekhawatiran terjadi pelecehan pada perempuan.
"Para jihadis dari kekhalifahan itu (NIIS sebelumnya menyebut dirinya sebagai Kalifah Negara Islam,-Red.) telah menduduki gereja, termasuk gereja yang sangat kuno," kata Rebwar Audish Basa, tokoh dari gereja Kaldean dari Ordo St Anthony.
Mereka juga khawatir bahwa serangan militer yang dilakukan untuk membebaskan Mosul juga bisa menjadikan gereja itu sebagai target. Sebab, bangunan itu juga telah dijadikan basis logistik kelompok jihadis.
‘’Dan tentu saja, penghancuran gereja-gereja tua akan menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dan menyebabkan kehilangan besar," kata Basa.
NIIS menyerang sejumlah kota di Irak dan Suriah, dan menguasai Mosul pada tanggal 9 Juni lalu. Mereka menerapkan secara ketat hukum Syariah Islam versi mereka. Kota itu dilaporkan telah dikosongkan dari penduduk Kristen yang berjumlah lebih dari 60.000 sebelum tahun 2003. Warga Kristen diharuskan memilih untuk masuk Islam, membayar pajak, atau dibunuh.
Sekarang, Mosul juga menjadi target serangan militer pemerintah Irak dan koalisi Internasional yang dipimpinan Amerika Serikat. Serangan udara pada November, lalu membunuh pemimpin operasi NIIS di Mosul, Radwan Taleb al-Hamdouni.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...