Nilai Kematian
SATUHARAPAN.COM - Nilai sebuah kematian tidak ditentukan pada caranya atau pun kapan waktunya, tetapi pada bagaimana kehidupan yang melatarbelakanginya. Kenapa salib Kristus begitu bermakna? Bukan karena salibnya itu sendiri, tetapi karena kehidupan Kristus yang melatarbelakanginya – Sebab kalau cuma salibnya; dalam sejarah ada banyak orang yang mati disalib, atau bahkan lebih mengerikan. Tetapi toh tidak bermakna apa-apa.
Kadang karena berpikirnya: kita datang ke dunia tidak membawa apa-apa, keluar dari dunia juga tidak membawa apa-apa, orang lalu menganggap: segala sesuatu yang ada di dunia ini sia-sia. Atau berprinsip, yuk kita jalani hidup ini senikmat-nikmatnya, toh semua itu akan kita tinggalkan. Ini sangat keliru. Kenapa? Mari kita lihat grafik kehidupan di bawah ini, yang idenya dicetuskan oleh seorang sahabat, Willy Sutanto, GPBB:
Titik awal dan titik akhir, lahir dan mati, semua orang sama (nol). Yang membedakan adalah area di antara keduanya. Perhatikan kurva 1, 2, 3. Itu menunjukkan kontribusi seseorang selama hidup di dunia; ada yang besar, ada yang kecil, dan ada juga orang yang dalam salah satu periode hidupnya bukannya berkontribusi malah merugikan (negatif).
Area di antara kelahiran dan kematian itulah yang harus kita perhatikan, dan hidupi dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Sebab bagaimana kita menjalani area itu akan sangat menentukan besar kecilnya kontribusi kita di dunia ini. Jadi kalau dibilang, kita tidak membawa apa-apa ketika mati, memang betul. Tetapi apa yang kita tinggalkan itu sangat berharga. Dan akan menentukan nilai kematian kita kelak.
Editor: Tjhia Yen Nie
Bashar Al Assad Menyangkal Melarikan Diri Tinggalkan Suriah
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Suriah yang digulingkan Bashar al Assad pada hari Senin (16/12) men...