Nilai Sebuah Tas
SATU HARAPAN.COM Suatu hari saya pergi mengantarkan barang ke rumah teman saya. Tiba-tiba hujan turun, saya langsung berlari menudungi kepala saya dengan tas saya. Teman saya tertawa, dia bilang bahwa sebelumnya kejadian yang sama baru saja terjadi; tetapi temannya yang lain justru lari melindungi tas dengan badannya supaya tidak basah.
Itu hal aneh bagi saya, bukannya memakai tas untuk menaungi kepala supaya tidak kehujanan, malah menaungi tas supaya tidak basah dan lebih rela badannya kehujanan. Karena tasnya mahal, kata teman saya itu.
Saya bilang tas semahal apa yang lebih mahal dari tubuhnya? Dia menertawakan saya lagi karena menurutnya saya tidak tahu kebanggaan memiliki tas mahal. Rasanya kalau memakai tas mahal, harga diri meningkat, lebih anggun, dan tentu saja karena tidak semua orang mempunyai tas mahal. Itulah yang menjadikan dirinya istimewa.
Bukankah fungsi tas adalah untuk membawa barang? Agaknya sekarang telah bergeser sebagai mode, dan lebih lagi pride. Jadi jangan heran kalau kita duduk di gereja ada bangku-bangku yang diisi tas, sehingga orang lain yang datang belakangan segan untuk duduk di tempat itu. Mungkin memang tasnya lebih mahal dari orang-orang lain yang mau bergereja.
Setelah kejadian itu, sekarang mata saya lebih terlatih melihat tas. Ada tas seharga puluhan ribu rupiah, ada juga sampai puluhan juta rupiah. Tentu saja kalau saya disuruh memilih, saya akan memilih tas yang biasa saja tetapi isinya berharga, daripada tas yang mahal namun isinya tidak berharga.
Memang, saya bisa mentertawakan orang-orang yang memakai tas lebih mahal dari dirinya. Tetapi, mereka pun juga bisa menertawakan saya karena tidak dapat mengerti mereka. Itulah kehidupan.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...