Nobel 2018: Pasien Kanker Berikan Selamat kepada Prof Honjo
TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Pakar imunologi molekular Jepang, Tasuku Honjo, mendapat ucapan selamat karena memenangkan Hadiah Nobel tahun ini untuk bidang Fisiologi atau Kedokteran. Ucapan tersebut datang dari pasien kanker yang hidupnya diselamatkan oleh penemuan tersebut.
Honjo, profesor kehormatan dari Universitas Kyoto, bersama Profesor James Allison dari Universitas Texas, meraih Nobel bagi riset mereka yang membawa pada terapi kanker revolusioner. Honjo menemukan protein yang membantu menggiring pada metode imunoterapi perawatan kanker dan pengembangan obat antikanker yang dipasarkan sebagai Opdivo.
Lebih dari 25.000 orang di Jepang telah menggunakan obat itu guna merawat kanker paru-paru, perut, dan jenis kanker lain. Koichi Shimizu, yang tinggal di Provinsi Chiba dekat Tokyo, adalah salah seorang di antaranya. Ia didiagosis menderita kanker paru-paru pada usia 35 tahun.
Ia menjalani operasi, namun kankernya menyebar ke otak dan kelenjar adrenal. Dokternya mengatakan operasi tidak dapat diterapkan terhadap metastasis.
Setelah mengonsumsi berbagai obat dan jalan lain tapi tidak mencapai kesembuhan, Shimizu akhirnya mencoba Opdivo yang baru dikembangkan. Setelah mengonsumsinya selama 2 tahun, tumornya menjadi lebih kecil. Shimizu kini menjalani hidup yang normal seperti orang sehat lainnya, bersama istri dan kedua anak lelakinya.
Shimizu gembira mengetahui Honjo memenangkan Nobel. Menurutnya, dia masih hidup dan dapat melihat anak-anaknya tumbuh berkat Opdivo dan Honjo. Ia ingin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Honjo.
Tidak Pernah Mau Menyerah
Profesor Tasuku Honjo diumumkan sebagai peraih Nobel bidang Fisiologi atau Kedokteran pada Senin (1/10/2018), berkat karyanya yang terkait dengan sistem imunitas dan kanker. Ia menerima penghargaan itu bersama Profesor James Allison dari Universitas Texas.
Terkait keberhasilannya itu, Profesor Honjo mengatakan tidak pernah sekalipun mempertimbangkan untuk menghentikan penelitiannya.
Honjo dan istrinya, Shigeko, pada Selasa (2/10/2018), bertemu para wartawan di Universitas Kyoto, tempat ia bekerja sebagai profesor kehormatan. Honjo mengatakan sangat bersyukur karena mendapatkan dukungan dari keluarga serta sokongan dana, sehingga ia tidak pernah putus asa. Ia menambahkan akan mengembalikan apa yang didapatnya dan mengharapkan pencapaiannya itu akan digunakan untuk membina para penerusnya.
Sementara itu Shigeko mengatakan sejak lama mendukung suaminya dan mereka memiliki perbedaan yang jelas dalam berbagi peran di dalam rumah tangga. Ia mengaku bahagia atas kemenangan suaminya. Ia menambahkan, bahkan saat tengah berbincang di rumah, suaminya tidak pernah berhenti setengah jalan. Shigeko mengatakan, suaminya tidak pernah menyerah dan meyakini itulah yang membuat suaminya sukses.
Upacara pemberian penghargaan akan berlangsung di Stockholm, Swedia pada 10 Desember. (nhk.or.jp)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...