Normalisasi atau Betonisasi Sungai Ciliwung?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merevitalisasi Sungai Ciliwung sudah berjalan selama kurang lebih tiga tahun. Hingga saat ini revitalisasi Sungai Ciliwung masih terus dikerjakan, meski sempat ada penolakan dari beberapa warga.
Pengerjaan pemasangan dinding beton sheet pile sepanjang bantaran menjadi solusi untuk menata kembali keberadaan sungai secara fisik. Meski terlihat rapi, namun hal tersebut dinilai belum menjawab sebagai bagian dari solusi, terutama dari sisi ekologi yang perlu mendapat perhatian dan potensi akan nilai keragaman hayatinya.
Seperti diungkapkan oleh pegiat lingkungan dari komunitas Sungai Ciliwung, Abdul Kodir saat ditemui di tempatnya di kawasan Balekambang, Condet, Jakarta Timur, hari Kamis (1/9) kemarin. Di usianya yang tidak lagi muda, Kodir, panggilan akrabnya sampai saat ini masih mencintai dan peduli akan keberadaan Sungai Ciliwung.
Kecintaannya itu dibuktikan dengan selalu menjaga keberadaan fungsi sungai secara alami dengan melihat potensi akan keberadaan keragaman hayati yang ada di kawasan Condet. Berbagai jenis flora dan fauna yang ada tentu menjadi nilai penting keberadaan sungai Ciliwung karena bagian dari ekosistem.
“Saya setuju bila normalisasi sungai dilakukan dengan merelokasi pemukiman yang dapat membahayakan. Namun saya meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga perlu memperhatikan titik-titik di mana bantaran sungai tidak perlu dibeton,” kata Kodir.
Kodir menambahkan perlu dilakukan pengkajian terlebih dahulu khususnya terhadap pengerjaan pemasangan beton yang pada hari Kamis (1/9) kemarin sudah memasuki kawasan Balekambang, Condet.
“Saya meminta setiap stakeholder yang peduli akan Ciliwung dilibatkan, mulai dari masyarakat, komunitas, akademisi, serta pemangku kebijakan,” ujarnya.
Selama ini kita belum memiliki data kajian yang mengungkapkan potensi Sungai Ciliwung mulai dari hulu sampai hilir. “Saya khawatir dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memasang beton di sepanjang sungai tidak menjawab solusi, karena sungai juga memiliki caranya sendiri. Menurut saya, ini bukan normalisasi lagi, tetapi betonisasi,” ungkap Kodir.
Kodir berharap perlu ada mediasi kembali untuk membicarakan hal tersebut, mengingat pengerjaan pemasangan beton ditargetkan harus selesai pada bulan Desember nanti.
“Saya berharap ada langkah awal lagi untuk membicarakan normalisasi sungai Ciliwung dengan melibatkan peran serta masyarakat, akademisi, serta para ahli yang dapat menjadi solusi terbaik untuk mengembalikan fungsi sungai,” ujarnya.
Sementara itu, seperti dikutip dalam laman beritajakarta.com pada hari Senin (12/10/2015) yang lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengatakan tidak akan akan memasang sheet pile di seluruh bantaran sungai dan akan tetap mempertahankan kesan alami.
“Di daerah Condet kita buat alami. Jadi semakin ke hulu enggak kita sheet pile karena di kota tidak bisa. Seluruh dunia ya sheet pile, tapi makin ke atas tidak,” kata Ahok.
Ahok mengungkapkan pemasangan sheet pile bertujuan untuk melindungi dinding kali atau sungai karena struktur tanahnya yang labil. Selain itu, normalisasi juga bertujuan untuk mengembalikan lebar sungai yang sebenarnya mencapai 30 meter.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...