Novanto dan Fadli Zon Dituding Seideologi dengan Donald Trump
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lewat sebuah artikel di Deutsche Welle, seorang penulis menggambarkan Ketua DPR, Setya Novanto, dan Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, cepat akrab dengan Donald Trump karena memiliki posisi politik yang sama. Yaitu sama-sama ultranasionalis, sering menggunakan isu-isu agama dan sentimen (ultra) nasionalisme untuk mendongkrak popularitas.
Hendra Pasuhuk, penulis tersebut, menyinggung persamaan itu ketika mengulas posisi politik Donald Trump, melalui tulisan berjudul Apa Posisi Politik Donald Trump?
Menurut Hendra, sosok Donald Trump tadinya hanya menjadi bahan cemoohan, juga di kalangan Republik. Calon-calon lain dianggap lebih berkualitas, misalnya Jeb Bush, Gubernur Negara bagian Florida, adik mantan Presiden George W. Bush.
Tapi dengan uang dan gaya kampanye yang provokatif, ternyata Trump bahkan bisa menyalip dan meninggalkan calon dari dinasti Bush jauh di belakang dalam jajak pendapat aktual di kalangan Republikan.
Menurut Hendra, Trump antara lain menggunakan isu-isu ultranasionalis dengan motto "Kembalikan Supremasi AS di Seluruh Dunia". Dia juga mengangkat isu-isu menyerang kaum perempuan dan feminis.
Dia mempromosikan politik garis keras terhadap imigran gelap, dan meminta politisi dan warga imigran "menggunakan bahasa Amerika yang benar".
"Dilihat dari posisi politiknya, Donald Trump memang tidak jauh dari kalangan ultra nasionalis di Indonesia, seperti Nova Setyanto dan Fadli Zon. Mereka juga sering menggunakan isu-isu agama dan sentimen (ultra) nasionalisme untuk mendongkrak popularitasnya," tulis dia.
"Jadi tidak heran, kalau Donald, Setya dan Fadli cepat menjadi akrab. Dan Trump cukup profesional dan mengendus kemungkinan yang baik, melihat ada dua pemimpin negara Mslim terbesar dunia ini mau hadir di acara kampanyenya," kata dia.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...