Novel Ronggeng Dukuh Paruk Dibukusuarakan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Thohari telah diproduksi menjadi buku suara (audio book). Buku suara produksi Digital Archipelago ini diluncurkan pada Jum’at malam (7/3) di Auditorium Galeri Indonesia Kaya Jakarta.
Buku suara berdurasi 23 jam ini dan dinarasikan seniman kondang Butet Kertaredjasa. Dalam buku suara ini, para pecinta sastra juga diajak tenggelam dalam kisah Srintil melalui aransemen musik Darno Kartawi.
Peluncuran ini dimeriahkan penampilan Ronggeng Sekar dan lengger Wigati Banyumas dan pembacaan bagian Novel Ronggeng Dukuh Paruk oleh Butet Kertaredjasa. Turut hadir pula dalam peluncuran ini penulis Ronggeng Dukuh Paruk Ahmad Thohari.
Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan kisah cinta seorang penari ronggeng muda Srinthil dan tentara Rasus. Sejak Srinthil dinobatkan menjadi ronggeng baru di Dukuh Paruk untuk menggantikan ronggeng terakhir yang meninggal sebelas tahun lalu, semangat kehidupan di desa kecil itu kembali menggeliat. Srinthil menjadi tokoh yang ama terkenal dan digandrungi karena cantik dan menggoda.
Namun malapetaka politik 1965 membuat desa itu hancur. Baik secara fisik maupun psikis. Keterbatasan pengetahuan membuat warga desa itu terseret arus konflik dan divonis sebagai pengkhianat negara. Buku suara ini juga mencantumkan bagian-bagian yang pernah disensor dalam terbitan Ronggeng Dukuh Paruk sebelumnya.
Buku suara ini merupakan buku suara pertama yang diproduksi Digital Archipelago. Digital Archipelago fokus ke digitalisasi sastra Indonesia.
Hristina Nikolic Murti dari lembaga Digital Archipelago menyebutkan digitalisasi sastra baik klasik maupun baru ini bertujuan memberi kehidupan baru di internet. “Masyarakat dengan mudah bisa memperolehnya secara langsung melalui aplikasi ponsel pintar yang dapat didownload bebas biaya, namun kontennya, yaitu karya sastra sementara ini dapat diperoleh dengan harga promo.”
Karya lain yang akan dibukusuarakan Digital Archipelago antara lain Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi AG, Saksi Mata, Jazz, Parfum, dan Insiden, serta Ketika Jurnalisme Dibungkam, Karya Sastra Harus Bicara karya Seno Gumira Ajidarma. Selain itu juga puisi Goenawan Muhammad, novel Putu Wijaya, kumpulan esai, serta sejumlah karya sastra Indonesia lainnya hendak dibukusuarakan Digital Archipelago.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...