Nyambung Terus dengan Tuhan
Doa memang bukan sekadar berbicara, tetapi juga mendengar suara Tuhan.
”Halo, halo, halo…” Tuuut… tuuut… tuuut. Begitu berkali-kali… dan itu terasa menjengkelkan. Betapa tidak, ada pesan penting yang ingin disampaikan, namun Si Bakal Penerima pesan tidak merespons. Inilah risiko komunikasi: nggak nyambung. Teknologi memang canggih, namun ada batas kelemahannya. Dan ketika masuk dalam wilayah bisu itu, ya nyerah. Kalau sudah begitu, ”Rapopo,” kata seorang teman sambil menghibur diri.
Keberhasilan sebuah komunikasi sangat tergantung pada Si Pemberi Si Penerima, dan media yang dipakai untuk maksud itu. Dan ketika komunikasi terganggu, berbagai masalah bisa mulai muncul dalam berbagai bentuk, mungkin keliru persepsi, salah pengertian, berbeda pemahaman, dan akhirnya hanya meraba-raba dengan bahasa perasaan yang belum tentu benar.
Begitu pula ketika berkomunikasi dengan Tuhan. Sebenarnya, komunikasi yang satu ini nggak pernah tulalit. Tuhan selalu online, always standby. Masalahnya ada pada pihak manusia yang suka ribet sendiri. Berisik dengan suaranya sendiri sehingga suara Tuhan malah nggak terdengar.
Komunikasi dengan Tuhan perlu teknik. Setelah bicara menyampaikan maksud dan tujuan lewat doa, ya sebaiknya diam sejenak, nggak ribet dengan suara sendiri yang kadang ngotot mohon segera dijawab permohonannya. Ya, enggak bisa gitulah, Gusti Allah kok dipaksa.
Nah, kalau sudah meminta terus berdiam diri dalam status berserah, baru kita akan bisa mendengar suara Tuhan lewat hati kecil kita. Kalau belum dijawab? Ya, doa lagi! Masih juga belum dijawab? Ya doa lagi. Begitu terus-menerus. Yang namanya doa itu nggak pernah terputus. Bukankah awalnya memang ingin online dengan Tuhan.
Bisa jadi, dalam diam itulah kita tersadar bahwa doa kita sejatinya hanya menggugu—bukan kehendak Tuhan—kehendak kita sendiri. Sehingga doa selanjutnya ialah kepasrahan terhadap kemauan Tuhan sendiri. Dan semuanya itu tentu hanya akan kita ketahui jika kita hening. Doa memang bukan sekadar berbicara, tetapi juga mendengar suara Tuhan.
Nah, yang sering bikin putus jaringan komunikasi dengan Tuhan adalah manusia itu sendiri. Meskipun kadang nggak disadari, saking sibuknya dengan urusan duniawi dengan dalih pelayanan, pengabdian, sosial, dan kemanusiaan.
Jadi, kunci untuk bisa terus-menerus online dengan Tuhan, ya komunikasi terus sampai akhir hayat! Gitu aja kok repot! Selamat Hari Minggu!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...