Obama Beri Bintang Kehormatan Tertinggi kepada Warga Kulit Hitam
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memberikan Bintang Kehormatan, Selasa (2/6), kepada dua tentara Perang Dunia Pertama (PD I) yang melewati hidupnya di iklim rasisme dan anti-Semitisme.
Obama memberikan penghormatan kepada Sersan William Shemin, seorang Yahudi, dan Pvt. Henry Johnson, orang kulit hitam, dengan medali militer tertinggi negara.
"Negara tidak bisa mengubah yang sudah terjadi pada Henry Johnson. (Bintang Kehormatan) pun tidak bisa mengubah hidup banyak tentara seperti Johnson yang pergi tanpa penghormatan karena bangsa kita menilai mereka hanya dengan warna kulit, bukan dari karakter mereka. Tapi dengan ini negara bisa melakukan yang terbaik," ujar Obama.
Pada 1918, Johnson dan tentara lainnya disergap saat bertugas oleh pasukan Jerman di dekat Saint Menehoul di Perancis.
Meskipun ia terkenal sebagai pahlawan perang dan menerima penghargaan militer dari Prancis, ia menolak tanda kehormatan militer Amerika dan meninggal pada usia tiga puluhan.
"Bangsanya sendiri tidak memberikan penghargaan kepadanya, sekalipun Purple Heart, meski ia telah terluka 21 kali," kata Obama, "tidak ada penghargaan apapun untuk keberaniannya, walau ia telah menyelamatkan sesama prajurit dari risiko besar yang mengancam dirinya sendiri," lanjutnya.
Shemin juga menjabat di Prancis sebagai bagian dari Ekspedisi Angkatan Amerika selama Perang Dunia I. Sebagai pria bersenjata dekat Bazoches pada 1918, Shemin berulang kali meninggalkan unitnya untuk menyelamatkan tentara yang terluka di bawah berat senapan mesin.
Menurut catatan The Wall Street Journal, setelah perang Shemin membuka usaha pembibitan di New York City. Ia meninggal pada usia 77 tahun.
Putrinya, Elsie Shemin-Roth, telah lama mendorong ayahnya untuk mengakui kepahlawanannya. Pada 2012, sebuah kongres memerintahkan angkatan militer untuk meninjau catatan veteran perang Yahudi guna memberikan penghargaan kehormatan. Nyonya Shemin-Roth menghadiri upacara di Gedung Putih, Selasa (2/6).
"Begitu berartinya Amerika bagi ayahmu, begitu pula ia sangat berarti bagi Amerika. Butuh waktu yang lama bagi Amerika mengakui itu,” ujar Obama.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...