Obama Bertemu Dalai Lama: Prihatin Situasi HAM di Tibet
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin Tibet di pengasingan, Dalai Lama, bertemu Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, hari Jumat (21/2) pagi ini di Gedung Putih.
Ini adalah pertemuan ketiga antara pemimpin spiritual Tibet dan Presiden AS. Sebelumnya dua kali pertemuan juga berlangsung di Gedung Putih pada 18 Februari 2010 dan 16 Juli 2011.
Keduanya bertemu hampir satu jam dan Dalai Lama menyampaikan komitmen intinya yang berhubungan dengan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, mendorong dialog antar agama dan pelestarian budaya unik orang Tibet yang kaya tradisi.
Kedua pemimpin juga membahas isu-isu yang berkaitan dengan moralitas dan kepemimpinan, dan mendorong untuk menghasilkan generasi baru pemimpin yang etis pada abad ke-21.
Presiden Obama mengatakan bahwa dia merasa terhormat untuk bertemu Dalai Lama lagi. Dia menegaskan dukungannya terhadap pelestarian agama, budaya, dan bahasa serta tradisi unik Tibet.
Obama juga menegaskan dukungan untuk Dalai Lama tentang “Jalan Tengah kebijakan dan Pendekatan, dan menegaskan bahwa pemerintah China harus berdialog secara konstruktif dengan perwakilan Dalai lama tanpa prasyarat apapun.”
Obama juga meminta Dalai Lama menjelaskan situasi saat ini di Tibet. Presiden Obama menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang situasi hak asasi manusia yang memburuk di Tibet dan di China.
Dr. Lobsang Sangay Sikyong, yang menggantikan Dalai Lama sebagai pemimpin pemerintahan menyambut pertemuan antara Dalai Lama dan Presiden Obama.
"Saya menyambut dukungan yang kuat Presiden Obama atas kebijakan Pendekatan Jalan Tengah dan dialog konstruktif tanpa prasyarat apapun. Pertemuan ini mengirimkan pesan yang kuat bagi harapan Tibet yang sedang menjalani penderitaan besar. Pertemuan mencerminkan pemerintah Amerika dan terus berkomitmen untuk kebebasan dan demokrasi rakyat Tibet," kata Sikyong. (tibet.net)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...