Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 11:55 WIB | Selasa, 10 Februari 2015

Obama Buka Opsi Kirim Senjata Mematikan ke Ukraina

Demonstran berkumpul di Pennsylvania Avenue, di luar Gedung Putih, 6 Februari 2015. Para aktivis berkumpul untuk menentang pengaruh Rusia di Ukraina dan mendesak AS untuk mengirimkan senjata ke Ukraina. (Foto: AFP)

WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) menyalurkan senjata ke Ukraina apabila tidak ada pembicaraan perdamaian.  

“Jika, pada kenyataannya, diplomasi gagal, saya telah meminta tim saya untuk melihat semua opsi,” kata Obama seusai bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Washington DC, Selasa (10/2) dini hari WIB.

Obama mengatakan opsi pengiriman senjata ke Ukraina belum tertutup. Obama menjelaskan bahwa penambahan pasokan senjata merupakan satu-satunya opsi yang dipertimbangkan.

Alasan Obama mengirim senjata dikarenakan panasnya persaingan wilayah Ukraina dan Rusia karena tercatat pada Senin (9/2) militer Ukraina mengklaim, setidaknya 1.500 tentara Rusia dan peralatan militer telah memasuki wilayah Ukraina pada akhir pekan.

Juru bicara militer Ukraina, Andrily Lysensko, mengatakan bahwa sistem rudal Rusia, Grad, telah melintasi perbatasan Ukraina-Rusia pada awal Februari 2015.

Rencana penyerangan Ukraina oleh Obama mendapat penentangan dari pihak lain, Kanselir Jerman Angela Merkel menentang rencana pengiriman senjata dan lebih memilih jalur diplomasi.

Menurut Kanselir Jerman, Angela Merkel, bentrokan di Ukraina hanya bisa ditangani  melalui satu solusi politik dan Uni Eropa serta Jerman, semuanya ingin berpartisipasi pada proses ini untuk mencapai satu solusi. Kanselir Jerman, Angela Merkel juga sekali lagi menolak satu solusi militer untuk redakan bentrokan.

Merkel menyebut bahwa Uni Eropa ingin mengusahakan satu pengarahan yang tidak menimbulkan kerugian terhadap Rusia dan ingin menggalang hubungan yang baik dengan Moskwa. Kanselir Jerman, Angela Merkel menyatakan Jerman berupaya sekuat tenaga untuk mengusahakan jalan keluar untuk bentrokan ini. (bbc.com/washingtontimes.com).

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home