Obama dan Abe Sampaikan Simpati, 28 Meninggal pada Kecelakaan Feri di Korsel
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Barack Obama pada Kamis (17/4) menyampaikan “simpati terdalam” kepada keluarga korban kapal feri yang karam di Korea Selatan. Hampir 300 orang yang ada di dalam kapal itu, yang sebagian besar anak-anak, hilang.
Dimana hingga Jumat pukul 16.00 WIB, sebanyak 28 jiwa dikonfirmasi meninggal, 179 korban telah diselamatkan sementara sisanya masih dinyatakan hilang dari total 475 penumpang, kata kantor berita Korsel Yonhap.
“Ikatan persahabatan antara rakyat AS dan Korea kuat dan abadi,” kata Obama dalam sebuah pernyataan yang juga menyampaikan belasungkawa dari istrinya Michelle.
“Hati kami pilu saat mendengar sahabat Korea kami mengalami peristiwa yang mengerikan, terutama menghilangnya begitu banyak pelajar muda.”
“Korea Selatan merupakan salah satu sekutu terdekat kami, dan personel Angkatan Laut AS dan Marinir AS sudah di tempat kejadian untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan.”
Obama mengatakan bahwa dirinya telah mengerahkan militer AS untuk memberi bantuan apa pun yang dibutuhkan dalam beberapa hari mendatang.
“Seperti yang akan saya garisbawahi dalam kunjungan saya ke Seoul pekan depan, komitmen AS kepada sekutu kami Korea Selatan tak tergoyahkan - baik dalam situasi baik atau buruk.”
Obama akan mengunjungi Seoul pada 25 dan 26 April sebagai bagian dari empat kunjungan negara di Asia.
PM Jepang
Perdana Menteri Jepang pada Kamis menyampaikan rasa “simpati yang tulus” kepada mereka yang menjadi korban insiden kapal feri di Korea Selatan, momen yang jarang terjadi saat di tengah ketegangan kedua negara.
Shinzo Abe berbicara di hadapan forum di Tokyo, “Saya memberikan simpati yang tulus terhadap para korban dalam insiden itu serta keluarga mereka.”
Hubungan antara Seoul dan Tokyo memburuk, akibat perselisihan yang terjadi terkait penjajahan Jepang di semenanjung Korea pada 1910-1945, khususnya masalah ribuan wanita yang dipaksa menjadi budak seks.
Abe dan Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye bertemu secara formal hanya satu kali meskipun keduanya telah menjabat lebih dari satu tahun. Pertemuan itu terjadi setelah Presiden Barack Obama membujuk mereka untuk hadir dalam sebuah pertemuan KTT.
Pada Rabu, diplomat senior Jepang mengunjungi Seoul untuk membicarakan masalah budak seks tersebut.
Media Jepang melaporkan bahwa Tokyo menyiapkan sebuah paket kebijakan yang diharapkan akan meredakan perselisihan. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...