Obama Diharapkan Bicarakan Pelanggaran HAM di Papua dengan Jokowi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Walaupun dalam kunjungan ke Amerika Serikat rombongan Presiden Joko Widodo tidak dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral resmi dengan Presiden Barack Obama, tokoh Papua berharap presiden AS itu menyinggung mengenai pelanggaran HAM yang terjadi di pulau paling timur Nusantara tersebut manakala bertemu dengan Jokowi pada KTT US-ASEAN yang diselenggarakan Palm Springs, di California.
Harapan ini dikatakan oleh Pendeta Socratez Sofyan Yoman, salah seorang tokoh Papua yang baru-baru ini mendapat kesempatan bertemu dengan Duta Besar AS di Indonesia, Robert O. Blake, di Jayapura. Harapannya itu ia sampaikan ketika satuharapan.com menanyakan kepadanya tentang tindak lanjut dari pembicaraan para tokoh Papua dengan Dubes AS.
"Masalah pelanggaran HAM yang merupakan kejahatan negara selama 53 tahun terhadap orang Asli Papua merupakan kejahatan negara," kata Socratez, dalam jawaban melalui telepon selular hari ini (15/2). Ia berharap Presiden Obama menekankan hal itu dalam pembicaraan dengan Jokowi.
Selain itu, Socratez juga berharap Presiden Barack Obama menyentuh isu pelanggaran HAM lainnya, seperti peristiwa Paniai pada 8 Desember 2014 yang sampai saat ini belum terungkap.
"Masalah Papua harus diselesaikan dengan damai," kata Socratez.
Pada 23 Januari lalu, Socratez dan sejumlah tokoh Papua bertemu dengan Dubes AS untuk Indonesia di Jayapura.
Menurut Socratez, mereka berbicara kepada Dubes AS tentang berbagai persoalan yang dihadapi Papua. Dalam pertemuan itu, tokoh Papua meminta Dubes AS untuk mendorong pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan berbagai kasus kekerasan di Papua.
"Untuk kasus Paniai kami sampaikan agar diselesaikan, karena terjadi di siang bolong, pelakunya melibatkan oknum aparat keamanan, kami sudah tahu," kata dia.
Kala itu Socratez juga menyampaikan keluhan kepada Blake tentang sulitnya bertemu dengan Jokowi untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi Papua.
"Di Mbua, dikabarkan sampai 70-an warga meninggal karena wabah penyakit tapi kurang mendapat perhatian serius, padahal Presiden Jokowi sudah berkunjung akhir Desember tapi belum perhatikan serius," kata Socratez yang juga adalah ketua umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (PGGBP).
Dalam pertemuan itu, turut hadir selain Pendeta Socratez adalah Ketua Sinode Gereja Kemah Injili di Tanah Papua, Pendeta Benny Giay, wakil ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pendeta Yemima Krey, dan Pendeta Phill Erari, tokoh gereja Papua Barat.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...