Obama Kaji Ulang Bantuan Bagi Mesir Pasca Morsi Terguling
WASHINGTON D.C., SATUHARAPAN.COM – Presiden Barrack Obama mengkaji ulang bantuan Amerika Serikat (AS) ke Mesir, Obama dalam pernyataan resmi seperti dikutip dari voa di Gedung Putih yang dikeluarkan pada Rabu (3/7) menyatakan bahwa ia sangat prihatin kondisi di Mesir.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Obama mengatakan ia "sangat prihatin" tentang keputusan militer Mesir menggulingkan Presiden Morsi dan menangguhkan konstitusi bangsa. <span title="He stopped short of calling the move a " d'etat.""="" coup="">Obama enggan menyebut tindakan itu sebagai "kudeta."
Obama meminta militer Mesir untuk mengembalikan kewenangan penuh kepada pemerintahan sipil yang terpilih kemarin malam.
Presiden mengatakan Amerika Serikat berkomitmen untuk proses demokrasi dan tidak mendukung partai tunggal. Dia meminta semua pihak di Mesir untuk memulihkan demokrasi.
Dari segi ekonomi Presiden Obama telah mengarahkan pemerintahannya untuk meninjau tindakan militer Mesir untuk bantuan AS ke Kairo.
Undang-undang AS mewajibkan Gedung Putih untuk menghentikan bantuannya kepada negara manapun yang pemimpinnya dihasilkan dari proses kudeta militer. Obama telah meminta lebih dari 1,5 miliar dolar AS pada bantuan militer dan ekonomi untuk Mesir untuk tahun fiskal yang dimulai pada bulan Oktober satu tahun silam, dan Amerika Serikat dan Mesir militer historis memiliki hubungan dekat.
Presiden menghabiskan banyak pertemuan hari Rabu (3/7) dengan tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih atau melalui telepon atau video jarak jauh dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel dan Direktur CIA John Brennan.
Morsi dan Obama menggelar pembicaraan telepon pada hari Senin (1/7), Obama mengatakan bahwa demokrasi lebih dari sekedar pemilu, tetapi juga memastikan bahwa suara semua orang Mesir didengar dan diwakili oleh pemerintah mereka.
Di Capitol Hill, Pemimpin Mayoritas DPR AS Eric Cantor disebut para pengamat Mesir "sangat penting" bagi keamanan Amerika dan sekutu Timur Tengah-nya.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, ketua Partai Republik dari Komite Urusan Luar Negeri DPR Amerika Serikat, mengatakan bahwa Mohammad Morsi merupakan hambatan bagi demokrasi konstitusional bagi sebagian besar rakyat Mesir.
"Dengan ditahannya Morsi, tentunya akan menjadi jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi Mesir." ujar Cantor.
Editor : Sabar Subekti
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...