Obama Keluarkan Pernyataan Kebebasan Beragama AS
WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengeluarkan pernyataan resmi tentang pengakuan pemerintah AS atas hak-hak agama setiap warga negara, dalam rangka Hari Kebebasan Beragama AS yang diperingati 23 Januari.
"Sejak negara kita didirikan, kebebasan beragama telah digembar-gemborkan sebagai salah satu yang paling berharga kita," kata Obama dalam pernyataannya seperti diberitakan Christian News, hari Senin (18/1).
"Hak untuk mempraktikkan agama secara bebas telah membawa kabar baik, sehingga banyak orang dari seluruh dunia berlabuh ke negara kita, sehingga mereka bisa menjalani kehidupan mereka sesuai dengan perintah dari hati nurani mereka," kata dia.
Hari Kebebasan Beragama, pertama kali diproklamirkan secara nasional di AS pada tahun 1993, didasarkan pada berlakunya Statuta Virginia tentang Kebebasan Beragama pada 1786.
Undang-undang itu disusun oleh Thomas Jefferson dan menjadi pengaruh dalam Amandemen Pertama di Amerika Serikat.
“Beberapa penduduk mula-mula Amerika yang tiba di pantai Virginia kita mencari masyarakat yang lebih toleran, bebas dari penganiayaan agama,” kata Obama.
Obama mengatakan bahwa Gedung Putih telah bekerja untuk melindungi kebebasan warga AS dari latar belakang semua agama, dan bersumpah untuk terus melakukannya.
"Pemerintahan kita bekerja untuk melestarikan kebebasan beragama dan menegakkan hukum hak-hak sipil yang melindungi agama, termasuk yang melindungi karyawan dari diskriminasi agama dan membutuhkan akomodasi yang wajar atas praktik-praktik keagamaan pada pekerjaan," kata dia.
“Kita juga akan terus melindungi siswa dari diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada iman mereka, dan kita akan terus menegakkan hukum kejahatan kebencian, termasuk yang dilakukan berdasarkan agama," lanjut Obama.
"Karya ini sangat penting, terutama mengingat lonjakan baru-baru ini dalam laporan ancaman dan kekerasan terhadap rumah ibadah, anak-anak, dan orang dewasa hanya karena afiliasi agama mereka,” lanjut Obama.
Di sisi lain, Kenneth Ham, seorang pemuka agama dari Yayasan Answers in Genesis menyatakan keprihatinan atas pelanggaran pemerintahan Obama atas hak beragama.
Answers In Genesis adalah yayasan pekabaran Injil yang didirikan Kenneth Ham, di Kentucky, Amerika Serikat.
Ham merasa prihatin bahkan ia berpendapat hari Sabtu (23/1) mendatang sebagai perayaan Hari Kebebasan Beragama, lebih pantas disebut sebagai Hari Krisis Keagamaan.
"Sayangnya, orang Kristen semakin dihukum karena berdiri di atas Firman Allah dan hidup menurut keyakinan berdasarkan Alkitab. Namun kami melihat hal ini kebablasan karena janji suci tersebut malah diucapkan dalam pernikahan sesama jenis yang menodai kesucian hidup,” kata dia.
"Orang Kristen di AS dipaksa untuk melegalkan pernikahan sesama jenis dan organisasi Kristen, atau perusahaan ada yang menawarkan layanan aborsi dan asuransi kesehatan yang mencakup kontrasepsi,” kata dia.
Ham mengatakan bahwa Obama tidak benar-benar mendukung kebebasan beragama bagi semua orang, Ham menyebut Obama memiliki definisi sendiri tentang kebebasan beragama, yang semakin jauh dari nilai-nilai Alkitab dan Kristiani.
Tapi dia mendesak orang Kristen untuk bersyukur atas kebebasan bahwa kita masih memiliki Kristus, dan umat Kristiani AS untuk tetap menjadi garam dan terang di negara kita. (christiannews.net)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...