Obama Meminta Persetujuan Kongres untuk Aksi Militer di Suriah
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, akan meminta persetujuan kongres untuk untuk mengambil tindakan militer terhadap Suriah terkait penggunaan senjata kimia dalam melawan pemberontakan kelompok oposisi.
Sebelumnya, pihak AS menyebutkan bahwa pemerintah Suriah melakukan serangan dengan senjata kimia di pinggiran Damaskus pada Rabu (21/8) dan menewaskan sedikitnya 1.429 orang, termasuk 426 anak-anak. Namun pihak pemerintah Suriah membantah.
Obama mengatakan operasi yang direncanakan akan dibatasi jangka waktunya dan dengan kuat untuk mencegah digunakannya senjata kimia di masa depan. Kongres akan menggelar sidang pada 9 September mendatang.
Sementara itu, penyelidik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah selesai mengumpulkan data dan fakta di Suriah dan telah tiba di Belanda pada hari Sabtu (31/8) kemarin. Tim membawa sampel dari lokasi serangan yang akan diuji di laboratorium di Eropa.
Organisasi PBB untuk Pelarangan Senjata Kimia, yang bertanggung jawab mengawasi penyelidikan, mengatakan bahwa seluruh proses pengujian bisa memakan waktu hingga tiga minggu, meskipun diupayakan untuk bisa selesai lebih cepat.
Perlu Dukungan Kongres
Pejabat senior Gedung Putih, Katty Kay, mengatakan bahwa keputusan Obama untuk meminta persetujuan kongres dibuat pada hari Jumat sore waktu setempat. Dan para pejabat percaya mereka akan mendapatkan persetujuan kongres, meskipun mereka sadar akan risiko yang dihadapi.
Kemudian pada hari Sabtu, Obama secara resmi mengajukan permintaan pada Kongres untuk mengesahkan aksi militer terhadap Suriah. Persetujuan itu untuk penggunaan kekuatan militer mencegah pemerintah Suriah melakukan serangan dengan senjata kimia.
Presiden Obama mengatakan bahwa AS siap untuk menyerang kapan pun waktu yang dipilih. Kemampuan kita untuk menjalankan misi ini tidak tergantung pada waktu, kata Obama.
Dia menambahkan, "Kami tidak dapat menutup mata dengan apa yang terjadi di Damaskus." Sebenarnya salam kedudukan sebagai Panglima tertinggi militer, Obama memiliki kewenangan konstitusional untuk memerintahkan militer bertindak tanpa dukungan Kongres. Namun dia mengatakan bahwa persetujuan itu penting untuk menghindari perdebatan.
Senator dari Partai Republik, Mitch McConnell, menyambut baik pengumuman Obama tersebut. Menurut dia, peran presiden sebagai komandan - in-chief "selalu diperkuat ketika dia mendapat dukungan dari Kongres."
Sebelumnya, senator Partai Republik lainnya, John McCain dan Lindsey Graham mendorong untuk intervensi AS di Suriah.
Rusia dan China Menentang
Pada hari Kamis, anggota parlemen Inggris menolak mengambil bagian dalam aksi militer di Suriah. Dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menulis dalam akun Twitternya, "Saya mengerti dan mendukung posisi Barack Obama."
Dukungan AS datang dari Prancis. Namun parlemen Perancis akan mengadakan pertemuan pekan depan. Prancis juga menunggu pembahasan di Kongres AS, dan parlemen Perancis belum membuat keputusan tentang intervensi militer, kata seorang pejabat Prancis.
Pihak lain yang menentang di antara anggota tetap Dewan Keamanan PBB adalah Rusia, sekutu dekat Suriah dan China. Presiden Rusia, Vladimir Putin menolah bukti adanya serangan senjata kimia di Suriah.
Respons internasional memang menyatakan mengecam penggunaan senjata kimia di Suriah, dan mendukung penyelidikan yang komprehensif dan kredibel. Namun masyarakat sipil dari berbagai negara menyatakan penolaknannya terhadap intervensi militer dari luar ke Suriah.
PBB, seperti diungkapkan oleh Sekjen, Ban Ki-moon, meminta tidak ada opsi kekuatan militer, karena konflik bersenjata hanya akan semakin luas. Dia meminta Dewan Keamanan PBB untuk berusaha menemukan opsi diplomasi.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...