Obama Minta Iran Bebaskan Pendeta Saeed Abedini
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Barack Obama, hari Selasa (21/7) menyebut satu per satu nama empat warga Amerika Serikat yang masih ditawan mau pun tidak diketahui nasibnya di Iran, termasuk Pendeta Saeed Abedini yang ditangkap pada tahun 2012. Obama mengatakan AS tidak akan pernah menyerah sampai mereka kembali pulang.
"Kitai tidak akan menyerah sampai kita membawa kembali warga kita yang secara tidak adil ditawan di Iran," kata Obama ketika berbicara kepada kelompok veteran asing.
"Wartawan Jason Rezaian harus dibebaskan. Pendeta Saeed Abedini harus dibebaskan. Amir Hekmati, mantan sersan marinir AS harus dibebaskan. Iran harus membantu kita mencari Robert Levinson," kata Obama, sebagaimana dikutip oleh ynetnews dari Reuters.
Naghmeh Abedini, istri pendeta Abedini, sebelum ini telah mendesak pemerintah AS agar menjadikan pembebasan suaminya sebagai bagian dari kesepakatan perundingan nuklir antara Iran dengan enam kekuatan dunia, yaitu AS, Jerman, Inggris, Prancis, Rusia dan Tiongkok. Namun, kesepakatan yang ditandatangani di Wina, Austria, pada 14 Juli lalu tidak berhasil membawa kebebasan bagi Abedini.
"Saya mohon kepada Kongres agar memastikan bahwa suami saya, seorang warga negara Amerika yang ditahan di Teheran, tidak tertinggal dalam pembicaraan dengan Iran," kata Naghmeh, sebagaimana dilansir oleh Christian News.
Kendati kesepakatan nuklir dengan Iran banyak dipuji, kritik juga muncul kepada Obama antara lain karena kesepakatan itu tidak membawa pembebasan bagi warga AS yang disandera Iran.
Pusat Hukum dan Keadilan Amerika (The American Canter for Law and Justice/ACLJ), yang mewakili Naghmeh, menyebut kesepakatan nuklir "tidak bermoral" karena gagal membebaskan Saeed.
"Benar-benar tidak bermoral jika pemerintahan Obama menandatangani kesepakatan dengan Iran tanpa menjamin kebebasan Pendeta Saeed yang telah dipenjara selama hampir tiga tahun hanya karena iman Kristennya," kata Kepala Penasihat ACLJ, Jay Sekulow, dalam sebuah penyataan.
Dalam konperensi pers yang disiarkan secara nasional pada 16 Juli lalu, presenter berita CBS, Major Garrett, mencecar Obama dengan bertanya dalam nada menyudutkan, bahwa kesepakatan nuklir dengan Iran telah mengabaikan hak warga AS. "Bisakah Anda memberitahu negeri ini Pak (Obama), mengapa Anda puas dengan semua gembar-gembor sekitar kesepakatan ini dengan mengabaikan kesadaran dan kekuatan bangsa ini tidak diperhitungkan dalam kaitan dengan empat warga AS? "
Obama ketika itu membela kesepakatan nuklir itu dengan mengatakan, "Gagasan bahwa saya puas seakan saya merayakan warga Amerika mendekam di penjara-penjara Iran ... itu omong kosong, dan Anda harus tahu lebih baik."
"Tidak ada yang puas, dan diplomat kita dan tim kita bekerja keras untuk mencoba mendapatkan mereka," kata Obama. "Sekarang, jika pertanyaannya adalah mengapa kita tidak mengikat negosiasi untuk pembebasan mereka, berpikirlah tentang logika yang yang akan tercipta. Tiba-tiba Iran akan menyadari, 'Anda tahu kan? Mungkin kita bisa mendapatkan konsesi tambahan dari Amerika dengan menyandera warga.' "
Menurut Obama, seiring dengan berjalannya kesepakatan nuklir dengan Iran, "Kita akan tetap mendorong mereka sekeras mungkin untuk membebaskan warga kita. Itu sebabnya isu-isu ini tidak dikaitkan, kita bekerja setiap hari untuk mencoba membebaskan mereka dan tidak akan berhenti sampai mereka keluar dan bergabung kembali dengan keluarga mereka. "
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...