Obama Pertahankan 8.400 Pasukan di Afganistan
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, hari Rabu (6/7) mengumumkan bahwa AS mempertahankan 8.400 pasukan di Afghanistan hingga tahun 2017, dengan alasan situasi keamanan masih "genting" di negara yang dilanda perang itu.
Bukan menjadi mempertahankan 5.500 tentara pada akhir tahun ini, AS akan mempertahankan sekitar 8.400 tentara di Afghanistan hingga tahun depan sampai akhir pemerintahan Obama.
"Keputusan saya sedang dibuat memastikan pengganti saya memiliki dasar yang kuat untuk kemajuan lanjutan di Afghanistan, serta fleksibilitas dalam mengatasi ancaman terorisme seperti yang tengah berkembang," katanya, seperti dikutip AFP.
Saat ini jumlah pasukan AS di Afghanistan sekitar 9.800. Pengumuman Obama itu adalah pengakuan bahwa pasukan keamanan Afghanistan, yang mengambil alih keamanan negara pada tahun 2015, belum siap untuk menjalankan tugas sendiri.
Pasukan Afganistan menderita akibat serangkaian serangan dari kelompok Taliban, termasuk dalam mengontrol wilayah kota Kunduz. Lebih dari 5.000 tentara Afghanistan juga tewas dalam berbagai serangan tahun lalu saja.
Sementara organisasi lain, termasuk kelompok Negara Islam Irak dan Surian (NIIS atau ISIS), juga meningkatkan serangan di wilayah itu. "Situasi keamanan di Afghanistan masih genting," kata Obama.
"Bahkan saat mereka meningkatkan, pasukan keamanan Afghanistan masih tidak sekuat yang mereka butuhkan. Dengan bantuan kami, mereka masih bekerja untuk meningkatkan kemampuan, seperti intelijen, logistik, penerbangan, komando dan kontrol," katanya.
Keputusan Obama diambil setelah Jenderal John Nicholson, komandan baru dari misi NATO pimpinan AS di Afghanistan, meninjau situasi keamanan di sana.
Senator dari Partai Republik, John McCain, seorang kritikus kebijakan militer Obama, memuji langkah itu, namun dia mengatakan bahwa presiden harus memeprtahankan seluruhnya dari 9.800 pasukan AS di negara itu.
Keputusan untuk mempertahankan 8.400 pasukan AS di Afghanistan hingga tahun depan tentu lebih baik daripada memotong kekuatan mereka hampir setengahnya, kata McCain.
Muslim Syiah Lebanon Membayar Harga Mahal untuk Perang Israe...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Warga sipil Lebanon yang paling hancur oleh perang Israel-Hizbullah adalah M...