Obama Puji Kanselir Merkel Atasi Pengungsi di Jerman

(Kiri ke kanan) Menteri Perdagangan Amerika Serikat Penny Pritzker, Presiden Barack Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Kepala Pemerintahan Lower Saxony Stephan Weil berbincang-bincang saat upacara pembukaan Hannover Messe Trade Fair Opening di Hannover, Jerman, 24 April 2016. Jim Watson/AFP

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menaiki Marine One di Winfield House di London, 24 April 2016, bersiap menuju Jerman. Presiden Obama menegaskan berkurangnya peranan global Inggris jika negara itu keluar dari Uni Eropa, memperingatkan butuh waktu hingga 10 tahun bila negara itu berniat melakukan perjanjian perdangan dengan AS. Jim Watson/AFP

Kanselir Jerman Angela Markel berbicang-bincang dengan pengungsi cilik di sebuah taman kanak-kanank, saat berkunjung ke sebuah kamp pengungsi di Gaziantep, perbatasan Turki-Suriah, 23 April 2016. Markel menggelar lawatan yang bertujuan untuk mendorong perjanjian migran yang telah berjalan satu bulan ditengah desakan atas kekhawatiran mengenai tindakan hukum dan moral. Dalam kunjungannya Markel ditemani Kepala Dewan Eropa Donald Tusk dan Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans. AFP

Presiden AS Barack Obama melambaikan saat keluar dari pesawat kepresidenan Air Force One setelah mendarat di Bandara Stansted, London pada 21 April 2016 untuk menggelar kunjungan ke Inggris. AFP PHOTO/Niklas Hallen

HANOVER, SATUHARAPAN.COM - Presiden Barack Obama mengatakan pemimpin Jerman yang menghadapi tekanan di negaranya karena pengungsi itu adalah Kanselir Jerman Angela Merkel dengan “menciptakan sejarah baik.” Hal itu disampaikan Obama pada hari Minggu (24/4) dalam kunjungannya ke Jerman setelah lawatannya ke negara Inggris pada hari Kamis (21/4).

“Apa yang terjadi sehubungan dengan pandangannya mengenai pengungsi di sini, di Eropa, dia menciptakan sejarah yang baik dalam hal ini,” kata Obama.

Memuji Merkel karena memberlakukan “politik tegas bukan hanya untuk mengungkapkan keprihatinan kemanusiaan, tetapi juga keprihatinan praktis,” kata presiden AS tersebut. “Dia memberikan suara untuk prinsip yang menyatukan banyak orang bukan untuk memecah mereka.”

Merkel menghadapi kecaman di Jerman atas sikap liberalnya setelah 1,1 juta pencari suaka tiba di negaranya yang menjadi salah satu tingkat perekonomian terbesar di Eropa tahun lalu. Kritikus, khususnya dari pihak konservatif, berpendapat bahwa Jerman tidak sanggup mengatasi para pendatang. (AFP)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja