Obat Uji Coba Baru Persingkat Waktu Pengobatan Tuberkulosis
MELBOURNE, SATUHARAPAN.COM – Obat uji coba dari tiga obat dapat secara dramatis mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengobati pasien yang terinfeksi jenis TB yang sulit disembuhkan dengan antibiotik konvensional, menurut penelitian yang disajikan pada Senin (21/7) di forum AIDS sedunia.
Dijuluki dengan perawatan PaMZ, obat tersebut membunuh lebih banyak bakteri TB dibandingkan dengan terapi standar dan pada tingkat yang lebih cepat dari apa yang disebut sebagai pengujian Fase IIb, yang biasanya menjadi langkah kedua dari belakang dalam pemeriksaan obat baru untuk keamanan dan efektivitas, ungkap sejumlah peneliti.
Jika pendanaan didapat, PaMz akan berlanjut ke tes Fase III pada akhir tahun, tutur para pendukungnya, TB Alliance.
Sejumlah dokter sangat khawatir dengan munculnya bakteri tuberkulosis yang tidak merespons antibiotik.
Bakteri resistan itu sangat berbahaya bagi orang-orang yang juga terinfeksi virus human immunodeficiency (HIV), yang menyebabkan AIDS. HIV menyerang sel imun CD4, menyebabkan tubuh terkena mikroba yang memanfaatkan celah.
PaMZ terdiri dari dua calon obat yang belum diizinkan untuk digunakan terhadap penderita TB, yang disebut Pa-824 dan moxifloxacin, yang digunakan dengan obat yang sudah ada, pyrazinamide.
Obat tersebut, yang dibuat dalam bentuk tablet, diformulasikan khusus untuk pasien yang diyakini menderita bakteri TB yang dapat ditargetkan oleh obat itu.
Uji coba obat dilaporkan dalam Konferensi AIDS Internasional ke-20 di Melbourne, yang berbuntut dengan pengujian PaMZ terhadap obat-obat standar - isoniazid, rifampicin, pyrazinamide and ethambutol - di antara 207 relawan di Afrika Selatan, seperlima di antaranya yang juga tertular HIV.
Dari para relawan tersebut, 181 relawan sensitif terhadap obat PaMZ sementara 26 orang di antaranya tahan dari berbagai obat (MDR), yaitu mereka yang tidak mampu merespons antibiotik konvensional.
Hasil penelitian menemukan bahwa 71 persen orang yang diobati dengan PaMZ terbebas dari bakteri TB dalam sputum mereka dalam dua bulan. Sebagai perbandingan, hanya 38 persen dari penderita yang ditangani dengan terapi standar terbebas dari bakteri itu dalam delapan pekan.
Pasien MDR semuanya memakai PaMZ dan dirawat hanya dalam empat hingga enam bulan, dibandingkan dengan waktu dua tahun yang dibutuhkan dalam pengobatan standar. Kecepatan pengobatan dengan PaMZ mampu menghemat biaya lebih dari 90 persen di beberapa negara, meski terapi terhadap MDR cukup kompleks.(AFP)
Editor : Bayu Probo
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...