Ojek Islami Asal Surabaya Jadi Perbincangan Dunia
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Evilita Adriana baru berusia 19 tahun ketika pada 10 Maret lalu, bersama Reza Zamir, ia memulai berdirinya Ojek Syari. Ini adalah layanan ojek Islami khusus untuk perempuan dengan pengemudi perempuan pula.
Dibantu oleh rekan mereka yang lain, Agus Edi S., mereka membakukan usaha mereka menjadi PT Ojek Sayri Indonesia pada 8 Agustus lalu. Dan kini, usaha mereka telah banyak diperbincangan oleh media internasional, mengikuti popularitas ojek berbasis aplikasi lainnya yang sudah populer sebelumnya, Go-Jek dan GrabBike.
Adalah kantor berita AFP yang pertama kali mengangkat cerita mereka ke tingkat dunia, lalu dikutip oleh berbagai media, termasuk oleh NDTV di India, Kuwait Times, Press TV Iran dan sejumlah media lainnya.
Hadirnya Ojek Syari atau dikenal sebagai Ojesy, menurut Evilia Adriani, diawali oleh keprihatinan akan banyaknya pelecehan seksual di kendaraan umum. Pada saat yang sama, menurut dia, jasa ojek umumnya hanya dijalankan oleh laki-laki. Padahal, banyak perempuan yang tidak mau naik motor selain dengan muhrimnya.
Selain itu, ia menambahkan sebagaimana dilansir oleh laman resmi perusahaan itu, ojeksyari.com, banyak perempuan tak bisa naik sepeda motor. Inilah yang membuat Evi, mahasiswa di jurusan Hubungan Internasional di UPN Veteran Surabaya, itu memiliki gagasan untuk menyediakan ojek khusus wanita.
Dia bahkan sempat menjadi tukang ojek yang hanya melayani kaum perempuan.
"Kebutuhan transportasi bagi perempuan sangat besar, terutama di kota-kota besar di mana tingkat kejahatan dan pelecehan seksual yang sangat tinggi," Evilita Adriani, dalam wawancara dengan AFP.
Berjilbab dan Berpakaian Tidak Ketat
Menurut situs resmi perusahaan ini, salah satu syarat mutlak untuk jadi pengemudi Ojesy adalah ia harus perempuan, berjilbab dan berpakaian tidak ketat. Selain itu, tentu harus bisa berkendara sepeda motor dengan baik dan aman serta punya sepeda motor dengan kondisi keamanan motor yang lengkap. Ia juga harus siap menerima order ojek di daerah sesuai wilayah tinggal atau lokasi yang dikehendaki. Lalu memiliki waktu longgar minimal 5 jam per hari untuk menerima orderan.
Ojesy membatasi usia pengemudi maksimal 45 tahun. Pengendara harus mempunyai ponsel berbasis android dan mampu berkomunikasi melalui aplikasi medsos WhatsApp. Lebih jauh, harus memiliki surat izin dari mahrom bermaterai 6.000. Mereka juga diminta menjaminkan surat berharga (ijazah / BPKB) dan menyetorkan biaya Rp. 200.000,- untuk mendapatkan sehelai jaket pengendara dan sebuah helm penumpang.
Layanan ini dimulai di Surabaya, tetapi kini sudah meluas ke kota-kota utama di pulau Jawa, dan hanya menerima penumpang perempuan dan anak-anak.
"Saya merasa lebih nyaman berbagi tumpangan dengan seorang wanita sesama Muslim," kata Nurlaila, seorang ibu rumah tangga dari Surabaya.
"Pelayanannya bagus, mbak pengendara ramah, tepat waktu datangnya, saya kemarin merekomendasikan ke teman yang mau ke stasiun, alhamdulillah teman saya senang dan puas dengan layanan," kata Amalia, yang berprofesi apoteker tentang layanan Ojesy.
"Lebih enak wanita yang membonceng anak-anak (untuk antar jemput), lebih hati-hati. Kita orang tua bisa tenang di rumah," kata Nana, yang bekerja di RS Unair.
Menurut Adriani, saat ini mereka sudah memiliki 350 pengemudi Ojesy yang oleh perusahaan diberi predikat Sahabat Pengendara. Saat ini operasi Ojesy sudah meliputi Jabodetabek, Yogyakarta, Madiun, Cilegon, Malang, Solo, Bekasi, Semarang, Gresik, Sidoarjo, selain Surabaya.
Boleh Paruh Waktu
"Animo penumpang sangat bagus, mereka lebih nyaman berkendara dengan kita. Ojek Syari memberikan alternatif bagi kita yang banyak waktu longgar disaat anak-anak kita beraktivitas masing-masing, dan tentunya Ojek Syari memberikan pendapatan yang besar dengan waktu yang fleksibel," kata Vanda, salah seorang Sahabat Pengendara Ojesy.
Munculnya layanan kendaraan sepeda motor khusus wanita yang dioperasikan oleh wanita di Indonesia tampaknya banyak menarik perhatian dunia. Ini dianggap sebuah terobosan di negara sedang berkembang. Sebelumnya, sudah ada layanan LadyJek dengan ciri khas jaket dan helm berwarna merah jamu. Lalu ada juga Sister Ojek, sebuah perusahaan pemula yang modal awalnya US$ 100.
Selain di Indonesia, layanan seperti ini dikabarkans udaha da di Liberia, diprakarsai oleh sekelompok pesepedamotor wanita yang bosan mendengar berita perampokan. Lalu mereka membuat kelompok pesepedamotor dengan ciri khas helm dan jaket merajh jambu. Mereka menyebut diri The Pink Panthers.
Beberapa hal yang dianggap merupakan kelebihan Ojesy adalah diberikannya kesempatan kepada ibu rumah tangga untuk menjalankan profesi ini secara paruh waktu. Selain itu, jam operasi Ojesy hanya terbatas mulai pagi hingga sore. Mereka tidak melayani order malam hari.
Ini agak berbeda dengan LadyJek, yang untuk mengatasi gangguan keamanan, pengemudinya disediakan alarm berbunyi keras jika mereka diserang atau merasa terancam.
Endang Kartini, 38, seorang ibu rumah tangga yang ikut bergabung dengan Ojesy, mengatakan ia merasa terbantu dengan peluang yang disediakan Ojesy. Penghasilannya memungkinkannya untuk memiliki uang membeli produk kosmetik dan memberikan anak-anaknya uang saku, tanpa mengganggu kegiatan lainnya. Lebih dari itu, ia masih bisa menghadiri kelompok pengajiannya.
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...