OJK: Faktor Eksternal-Internal Penyebab Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Deputi Direktur Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edi Setijawan mengatakan bahwa terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi sekarang ini terjadi akibat kombinasi faktor eksternal dan internal.
Data dari Badan Pusat Statisktik (BPS) menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama 2015 sebesar 4,71 persen atau mengalami perlambatan sebesar 0,18 persen.
Dari sisi eksternal, menurut Edi adalah adanya penurunan permintaan ekspor dari negara tujuan, seperti Amerika, Eropa, dan Tiongkok yang menurun jauh dari 9 persen hingga 7 persen. Selain itu, turunnya harga minyak dan komoditas juga memengaruhi perlambatan, sehingga ekspor bahan mentah dari Indonesia turut berperan dalam pergerakan angka ekonomi ini.
Sedangkan dari sisi internal dalam negeri, kestabilan politik menjadi faktor perlambatan. Menurut dia, kasus eksekusi mati baru-baru ini tentu memengaruhi psikologis para investor.
Namun Edi optimistis, kondisi ini bisa membaik sepanjang pemerintah konsisten dan tegas. “Itu yang dibutuhkan, (pemerintah) tidak mencla-mencle. Apa yang diomongkan, itu dijalankan,” ujar dia dalam seminar tentang pembiayaan investasi, di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (5/5). Ia menegaskan bahwa para pengusaha sangat mementingkan adanya kepastian dari pemerintah Indonesia.
Edi juga menyebutkan beberapa hal krusial yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti perizinan, kepastian hukum, dan masalah klasik pembebasan tanah yang sering tak kunjung selesai.
Untuk itulah, Edi sangat berharap program Presiden Joko Widodo membangun infrastruktur listrik 35 ribu megawatt, transportasi seluruh Indonesia, dan infrastruktur lainnya bisa dilakukan tanpa gangguan.
“Yang namanya irigasi, mana yang dibangun, pelabuhan mana. Lihat jalan pantura masih macet,” katanya. Ia menambahkan, kalau program mengangkut 200 truk dalam satu kapal bisa dijalankan, hal itu akan lebih efisien. “Kita harapkan tidak ada gangguan. Kita bisa panen (melihat hasil pembangunan) tiga tahun ke depan. Sekarang ini masih menunggu,” lanjutnya kepada satuharapan.com di sela-sela seminar.
Ia yakin Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi. Bila pada 2016 proyek sudah dijalankan dan berfungsi, pada 2018 mendatang, ekonomi Indonesia bisa melaju.
Pihak OJK sendiri menurutnya turut mengambil peran dengan mengarahkan perbankan dan jasa-jasa keuangan agar fokus pada sektor-sektor prioritas. OJK juga mengadakan program capacity building dengan memberikan pengetahuan dan pengajaran manajemen.
Selain itu, program insentif yang diadakan oleh pemerintah, menurut Edi, harus disosialisaikann sehingga bisa dijalankan dengan optimal.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...