OJK: Industri Keuangan RI di Awal 2015 masih Stabil
JAKARTA SATUHARAPAN.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa dua periode awal 2015 kondisi pasar jasa keuangan Indonesia masih stabil.
“Berdasarkan Rapat Bulanan Dewan Komisioner OJK dan melihat indikator pasar modal, kinerja jasa keuangan Indonesia cukup baik,” kata Nurhaida, Deputi Komisioner OJK, di Gedung Otoritas Jasa Keuangan, Jalan Dr Wahidin, Jakarta, Kamis (12/3).
Nurhaida menyebut beberapa faktor yang menunjukkan pengaruh positif dalam pasar modal Indonesia antara lain pengaruh sentimen global yang berasal dari normalisasi suku bunga The Fed yang belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
“Juga oleh adanya kesepakatan bailout Yunani dan kebijakan quantitative easing (QE) zona euro,” Nurhaida menambahkan.
Nurhaida mengatakan beberapa hal penting yang akan dikerjakan OJK pada tahun 2015 adalah telah bergabungnya OJK menjadi anggota IOSCO (Organisasi Pengelola Jasa Pasar Modal Internasional yang berbasis di London, Inggris).
“Hal tersebut merupakan pengakuan dari IOSCO selaku global standard setter untuk industri pasar modal dunia bahwa regulasi pasar modal indonesia telah setara dengan anggota-anggota IOSCO lainnya,” Nurhaida menjelaskan.
“OJK menjadi anggota tetap ISOCO di kawasan Asia Pasifik 2015-2020,” Nurhaida menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK menjelaskan kondisi perbankan Indonesia pada dua bulan pertama 2015 terpantau cukup baik.
“Banking condition indicator Indonesia berada pada angka 1,02, ini berada pada area yang masih normal atau hijau artinya kondisi perbankan walau ada tekanan, masih menunjukkan hal yang cukup baik,” kata Irwan.
Irwan menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu panik akan pelemahan rupiah karena secara umum masih banyak ysng percaya bertransaksi dengan menggunakan rupiah.
“Kondisi jasa keuangan terpantau dalam kondisi baik, di industri jasa keuangan pertumbuhan kredit perbankan dan lembaga pembiayaan per Januari 2015 tercatat masing-masing sebesar 11,55 persen dan 4,68 persen antar tahun (year on year),” kata Irwan.
Sementara Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) menjelaskan aset yang dikelola oleh INKB saat ini mengalami pertumbuhan kenaikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
“Pertumbuhan kami pantau rata-rata 19,21 persen per tahunnya yang pada 31 Januari 2015 mencapai 1.574,35 triliun. Namun OJK selaku pengawas IKNB berpandangan bahwa kontribusi IKNB pada pembangunan nasional masih memilki ruang yang luas untuk peningkatan,” kata Firdaus.
Editor : Eben Ezer Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...