OKI Dukung Abadi sebagai PM Irak
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyambut baik pencalonan Haidar al-Abadi sebagai perdana menteri baru Irak, meskipun Nuri al-Maliki masih memegang kekuasaan.
Abadi telah memenangkan dukungan internasional yang luas untuk posisi itu, termasuk dari Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Iran, serta negara-negara lain. Dengan dukungan OKI, maka Abadi mendapat dukungan dari negara-negara Islam lainnya.
Dalam pesan ucapan selamat yang ditujukan kepada Abadi dan Presiden Irak, Fuad Masum, hari Rabu (13/8) Sekretaris Jenderal OKI, Iyad Madani, mengatakan bahwa dia berharap aka nada pembangunan politik yang besar yang memungkinkan Irak untuk menghadapi tantangan dengan baik.
Dia juga berharap Irak akan melanjutkan "peran aktifnya di kalangan negara-negara Arab, Islam dan internasional."
Madani juga berharap semua kekuatan regional dan internasional untuk mendukung "kesatuan Irak tanpa perbedaan antara komponen-komponene di negara itu," meskipun mayoritas adalah warga Syiah.
Masyarakat internasional telah mendesak Abadi untuk segera membentuk pemerintah persatuan yang terutama siap untuk menghadapi para jihadis (Negara Islam Irak dan Suriah /NIIS atau ISIS) yang telah mengambil alih sebagian wilayah Irak.
Sementara itu, Nuri Al-Maliki mengatakan akan mundur sebagai sikapnya menentang keputusan Presiden Masum dan terpilihnya Abadi yang bertugas membentuk pemerintahan.
Irak adalah anggota OKI, sebuah organisasi kerja sama dengan perwakilan Muslim terbesar di dunia, dan beranggota 57 negara.
Dukungan Iran dan AS
Nuri al-Maliki menolak melepaskan jabatan perdana menteri Irak pada hari Rabu (13/8), namun pemegang kekuasaan tertinggi di Iran, sekutu utamanya, telah membuka dukungan bagi Abadi.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan diikuti Uni Eropa, pada Rabu memutuskan untuk mempersenjatai pasukan Kurdi yang berjuang melawan Negara Islam Irak dan Surian (NISS atau ISIS). Pihak Washington kehilangan kesabaran dengan Maliki, yang menunjukkan ketidakjelasan arah pemerintahannya selama pendudukan AS.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang merupakan musuh AS, namun sekarang terikat pada kepentingan bersama dalammencegah gerakan jihadis NIIS di Suriah dan Irak, dan menawarkan dukungan untuk Abadi. Dia sangat terbuka meninggalkan Maliki, yang selama ini didukung Iran, di mana dia pernah menghabiskan beberapa tahun di pengasingan menentang kediktatoran Saddam Hussein.
"Saya berharap penunjukan perdana menteri baru di Irak akan melepaskan simpul dan mengarah pada pembentukan pemerintahan baru dan mengajarkan hal yang baik bagi mereka yang bertujuan menghasut di Irak," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan di website-nya.
Media Iran memuat laporan bahwa Khamenei mengirim utusan bulan lalu untuk mengambil bagian dalam diskusi dengan para pemimpin politik dan agama Syiahdi Irak untuk mencari alternatif bagi penggnati Maliki.
Para pemimpin, termasuk Ulama Irak, Ayatollah Ali al-Sistani, pekan lalu juga menyatakan perlunya tokoh Sunni moderat dalam membangun kekuatan dan bekerja sama dalam menghadapi serangan militan di wilayah utara. (AFP)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...