Okke Hatta Rajasa: CTI Upayakan Potensi Lokal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Okke Hatta Rajasa, Ketua Cita Tenun Indonesia (CTI), mengungkapkan menggandeng perajin daerah dan memakai beberapa bahan tenun dari Indonesia merupakan salah satu dari upaya mengangkat potensi lokal.
“Kami belum bisa mengandalkan bahan baku dari Indonesia secara murni, jadi sebagian masih impor,” kata dia kepada satuharapan.com seusai koferensi pers “Cita Tenun Indonesia: Jalinan Lungsi Pakan”, sebelum pergelaran peragaan busana Sabtu (17/5). CTI, bekerja sama dengan perancang busana ternama Indonesia, memamerkan busana berbahan kain tenun hasil binaannya, di acara Fashion Extravaganza di ajang Jakarta Fashion and Food Festival 2014 (JFFF 2014), di Harris Hotel, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu malam itu.
“Tapi kami menggunakan teknik pewarnaan alami yang dapat dengan mudah didapatkan para perajin di daerah mereka. Jadi, kami memaksimalkan upaya potensi lokal untuk menambah nilai plus pada hasil akhirnya. Kami juga memberikan pelatihan teknik kepada para perajin dan pada akhirnya mereka yang akan mengembangkan teknik tersebut dengan sendirinya,” kata Okke.
Ia mengungkapkan, biasanya bahan yang diimpor masih berupa benang katun. Untuk mengatasi upaya impor tersebut, CTI dengan dukungan pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perekonomian sedang menanam kapas seluas 500 hektare di Manggarai, Labuan Bajo. Dia berharap penanaman kapas itu akan membuahkan hasil berupa benang katun dan tidak perlu mengimpor lagi.
Dengan menggaet beberapa desainer yang bekerja sama dengan para perajin daerah, Okke berharap kalaupun tenun tersebut masuk ke industri, maka ciri khas berupa simbol-simbol dari adat istiadat tenun setempat tetap terjaga. Selain itu, modernisasi juga bisa digapai. Walaupun saat ini banyak yang menggunakan media printing, perajin dan pengusaha harus tetap menjaga karateristik tenun tersebut.
CTI Siap Hadapi Tantangan AFTA 2015
Okke juga menyatakan dalam menanggapi perdagangan bebas 2015 (AFTA 2015) dalam lingkup ASEAN, CTI siap bersaing. Menurutnya, sebagian pekerjaan pemerintah sudah dikerjakan oleh CTI dengan mengembangkan dan menyiapkan para perajin sehingga mereka menemukan berbagai inovasi dan mengubah sedikit cara kerjanya untuk mengantisipasi modernisasi.
Dengan karakteristik yang khas di berbagai daerah, tenun Indonesia tidak akan takut bersaing dengan tenun dari negara lain seperti Vietnam atau Myanmar.
Okke berharap jalinan kerja sama dengan desainer dan perajin daerah akan mampu mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan dari perajin daerah. Terkait dengan harga dari produk tenun tersebut, ia tidak secara detail menyebutkan berapa harganya. Namun, ia menyatakan harga setiap tenun dinilai dari kerumitan, distribusi infrastruktur, dan bahan baku.
Produk-produk tenun perajin binaan CTI dapat dibeli di Galeri Cita Tenun Indonesia di Jl Tirtayasa III No 15, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...