Oposisi Australia Tolak Pemboman ke Suriah
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Pemimpin Oposisi Australia yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Bayangan, Tanya Plibersek menolak usulan pemerintah Australia yang akan memerangi Suriah.
Tanya Plibersek mempersoalkan landasan hukum yang jelas apabila pemerintah Australia memutuskan ikut campur dalam memerangi Suriah.
Partai Buruh Australia sebelumnya secara konsisten mengatakan dukungan berupa aksi militer hanya untuk di Irak saja. Sejauh ini Partai Buruh tidak memberikan sinyal untuk memperbolehkan Australia memiliki peranan yang lebih luas.
"Ada dasar hukum yang jelas soal keterlibatan Australia di Irak. Ada undangan dari pemerintah Irak agar (Australia) membantu melatih pasukan Irak untuk membela warga negaranya sendiri. (Dan) tidak ada dasar hukum yang jelas soal keterlibatan Australia di Suriah," kata Pilbersek sebagaimana dikutip australiaplus.com, hari Kamis (13/8).
Sebelumnya, anggota parlemen dari Partai Liberal, Dan Tehan dari Komite Intelijen dan Keamanan Australia, mengatakan bahwa situasi di Suriah telah mencapai tingkat dimana Australia harus melakukan pengeboman terhadap kelompok yang menamakan diri Negara Islam di Suriah.
Pesawat-pesawat militer Australia telah melakukan pengeboman terhadap kelompok militan tersebut di Irak tahun lalu. Tapi Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengatakan dirinya belum siap untuk memberikan perintah agar tentara Australia bergabung dengan Amerika Serikat untuk melancarkan serangan di Suriah.
"Saya tahu Dan Tehan telah mengatakan bahwa kita harus membom, kemudian pergi, dan mendapatkan dukungan dari PBB untuk melakukannya," kata Plibersek.
"Jika Perdana Menteri tertarik agar sekarang Australia terlibat di Suriah, pertama kali ia harus menyatakan apa yang menjadi dasar hukum dalam keterlibatan Australia tersebut," katanya.
Pihak oposisi juga telah memperingatkan bahwa sangat berbahaya bagi Australia untuk menerima dorongan dari sejumlah anggota parlemen untuk meluaskan keterlibatan Australia dari Irak hingga Suriah.
"Saya rasa sangat berbahaya unuk mengirimkan pasukan Australia ke tempat yang paling berbahaya saat ini di dunia," kata Plibersek.
PM Abbott sendiri tidak pernah mengabaikan soal serangan ke Suriah. Tapi menurut Abbott, situasi di Irak berbeda dengan di Suriah, di mana pemerintah Irak mendukung Australia melawan kelompok militan ISIS.
Sementara Presiden Suriah, Bashar al-Assad telah mengutuk Amerika Serikat yang menyerang Suriah. Ia mengatakan upaya yang dilakukan Amerika Serikat telah membantu proses merekrut pasukan baru pendukung ISIS.
Menurut Plibersek, Australia adalah salah satu kontributor terbesar terhadap misi militer di Irak. "Jelas juga apa peran kita di sana, untuk melatih Irak dan membantu mereka melindungi warga sipil," katanya.
"Saya juga harus mengatakan, bahwa di Suriah kita memiliki tanggung jawab kemanusiaan yang jauh lebih besar. Dengan 11,5 juta orang pengungsi, jutaan orang di negara-negara terdekat Suriah, seperti Yordania, Lebanon, Turki," kata Plibersek.
"Kita harusnya lebih banyak membantu. Tapi Australia sudah mengurangi bantuan untuk pengungsi Suriah," katanya.
Editor : Eben E. Siadari
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...