Oposisi Bahrain Kecam Kekuatan Berlebihan Polisi pada Syiah
DUBAI, SATUHARAPAN.COM – Oposisi Bahrain pada Rabu (21/10) mengecam penggunaan kekuatan yang “berlebihan” dari polisi dalam bentrokan dengan para penduduk desa Syiah ketika mereka sedang merayakan hari Asyura.
Bentrokan terjadi pada Selasa malam ketika pasukan keamanan menurunkan spanduk-spanduk Asyura yang menurut polisi dipasang di “area-area yang dilarang” di Manama, kata saksi.
Mereka mengatakan pasukan keamanan di kerajaan tersebut, yang dikuasai Sunni namun didominasi penduduk Syiah, menembakkan peluru untuk membubarkan aksi protes warga desa hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Warga Syiah Irak berpartisipasi dalam peringatan Asyura, yang menandai gugurnya cucu Rasulullah SAW dan salah seorang tokoh paling dimuliakan dalam ajaran Islam Syiah yakni Imam Hussein pada abad ketujuh, di Kota Karbala, sekitar 80 kilometer sebelah barat daya dari Baghdad. (Foto: AFP/YOUSSEF KARWASHAN)
Gerakan oposisi Syiah Bahrain, Al-Wefaq, mengecam “penggunaan kekuatan yang berlebihan” untuk mencabut spanduk dan ada intervensi yang dilakukan untuk “menekan ritual-ritual keagamaan.”
Kepala polisi Tareq al-Hassan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa beberapa spanduk memuat pernyataan politik yang tidak ada kaitannya dengan Asyura, salah satu peringatan paling suci bagi kaum Syiah.
“Pasukan keamanan menindak beberapa pelanggaran di beberapa desa,” ujarnya, yang menambahkan bahwa polisi juga diserang menggunakan bom molotov.
Beberapa dari spanduk itu dipasang di beberapa area yang “membahayakan lalu lintas,” ujarnya.
Bahrain, sebuah negara kecil yang menjadi sekutu strategis AS, ditimpa banyak kerusuhan sejak pemberontakan Syiah empat tahun lalu yang menuntut monarki konstitusional. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...