Orang Bersenjata Afghanistan Bunuh Tujuh Staf Lokal Kelompok Bantuan Prancis
AFGANISTAN, SATUHARAPAN.COM - Orang-orang bersenjata diduga Taliban Rabu (27/11) menembak mati tujuh staf lokal yang bekerja pada kelompok bantuan Prancis ACTED di satu wilayah bergolak di Afghanistan utara, kata para pejabat pemerintah.
Tujuh orang itu diseret dari mobil mereka di distrik Pashtun Kot, Provinsi Faryab, yang berbatasan dengan Turkmenistan sebelum ditembak mati, kata Nabi Jan Mullahkhail, kepala polisi Faryab, kepada AFP.
Laporan Reuters sebelumnya menyebutkan mereka adalah enam orang yang bekerja untuk proyek melek huruf dukungan pemerintah di Provinsi Faryab, Afghanistan utara, kata sejumlah pejabat, Rabu (27/11).
"Mereka sedang bepergian pagi ini untuk melihat proyek melek huruf ketika Taliban menghadang mobil mereka dan menembak mereka," kata kepala kepolisian provinsi itu, Nabi Jan Mullahkhil.
Para korban itu bekerja untuk satu kelompok bantuan Prancis yang terlibat dalam proyek tersebut, dan hanya satu dari tujuh orang yang ditembak selamat, kata Kementerian Pembangunan dan Rehabilitasi Pedesaan Afghanistan.
Kelompok gerilyawan meningkatkan serangan terhadap pekerja pemerintah menjelang pemilihan umum presiden yang dijadwalkan berlangsung pada April 2014, yang meningkatkan kekhawatiran mengenai keamanan ketika pasukan asing bersiap-siap menarik diri dari Afghanistan pada akhir tahun depan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya. (AFP/Ant)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...