Orang Kristen Irak Paling Menderita Akibat Keradaan ISIS
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Warga Kristen di Irak kemungkinan adalah yang paling menderita dibandingkan kelompok lain setelah Negara Islam Irak dan Suria (ISIS) berkuasa di wilayah utara negara itu.
Dalam sebuh berita di situs Huffington Post, disebutkan bahwa populasi warga kristen telah menurun tajam di seluruh Timur Tengah. Hanya sekitar lima persen dari populasi di wilayah ini mengidentifikasi diri sebagai Kristen, dan angka itu masih terus menurun.
Penduduk Kristen di Mosul, Irak, berada di bawah serangan dan ancaman yang terang-terangan oleh ISIS. Kelompok ini menyebarkan brosur pada bulan Juli yang memberikan tiga pilihan bagi warga Kristen: masuk menjadi Muslim, membayar denda, atau dibunuh. Banyak dari mereka yang melarikan diri, dan rumah mereka yang ditinggalkan sekarang ditandai dalam tulisan: "Milik Negara Islam."
Canon Andrew White, juga dikenal sebagai "Vikaris Baghdad," adalah Pendeta padai Gereja Anglikan, St George, di Baghdad, Irak. Dia memperkirakan bahwa umatnya sekarang berjumlah sekitar 6.000 orang. Dalam dekade terakhir lebih dari 1.200 warganya meningga, menurut berita CNN.
"Salah satu hal yang benar-benar menyaakitkan adalah ketika salah satu dari orang-orang Kristen datang dan berkata, 'Untuk pertama kalinya dalam 1.600 tahun, kami tidak mempunyai gereja di Niniwe,'" katanya kepada White.
White menolak untuk meninggalkan Baghdad, meskipun hidupnya dalam bahaya. Dia bertahan sebagai pendeta di gereja St George, gereja Anglikan terakhir di Irak yang masih ada.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...